"Permataku yang hilang"
Permataku yang hilang
Ketika
hidup ini hanya menunggu kematian supaya menjadi berguna atau sia-sia untuk
dirinya sendiri ataupun orang lain saat hidup ini di dalam dunia yang penuh
dengan kenikmatan,cobaan,kasih sayang dan cinta yang telah diberikan dan di
anugerahkan oleh ALLAH SWT. Ketika hidup menjadi kenikmatan yang manis nan
indah yang telah digariskan olehNYA. Hidup di dunia yang penuh dengan cobaan
yang tidak pernah tau kapan hal itu akan terjadi menimpa kita. Banyak dari
manusia mempunyai pengalamannya masing-masing mereka mempunyai ceritanya
sendiri dan merekapun mempunyai keberhasilan dan kegagalan dalam hidup di alam
bumi ini. Sebagian orang beranggapan di dunia ini hanya membutuhkan satu kata
satu makna satu pemikiran ialah “uang”. Karena uang bisa merubah apapun dan
mempermudah tingkah laku yang buruk menjadi baik dan juga sebaliknya. Dan juga
bisa menjerumuskan manusia dalam khayalan surga dunia yang tabu. Terjerumus
dalam kemaksiatan kekafiran dan apapun itu yang menjadi larangan ALLAH SWT. Dilakukan
oleh seorang manusia yang seolah-seolah seperti seorang Raja yang tidak
mengakui Tuhannya. Sangat ironis, Tuhan
yang telah memberikan kekayaan malah mereka melupakan suatu hal yang paling
penting dalam hidup merekaialah melupakan Tuhannya semuanya hanya karena uang.
Tapi semua hanyalah kesenangan semata dan sesaat pada akhirnya akan kembali ke
dalam tanah dengan tidak membawa apa-apa melainkan kain kavan putih bersih dan
juga meninggalkan orang-orang yang kita cintai dan harta yang kita capai semasa
hidup di dalam dunia ini. Hal yang terbaik kita di dalam dunia adalah saling
memberi, menyayangi dan mencintai.
Begitu juga hal yang buruk di dunia adanya kebencian, kedengkian dan
adanya rasa iri antar sesama manusia karena pencapaian mereka yang telah mereka
dapat dengan manis. Adanya 2 hal tersebut memberikan suatu rasa sendiri dalam
kehidupan yang hanya sementara ini. Memberikan tantangan sendiri dalam
menjalaninya dengan penuh perjuangan keras dan keihklasan hati yang didasari
oleh niat yang baik serta di damping oleh doa yang baik kepada Tuhan untuk
melewati semua tantangan dan cobaan tersebut dengan berharap kelancaran dan
diberikan perlindunganNYA. Supaya dalam pencapaian hidup yang lebih baik dan
bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan yang terpenting berguna kepada orang yang
ada di sekitar kita.
Ini
adalah alasan saya ingin menceritakan kisah cinta yang sangat manis dan
sekaligus menyedihkan. Kisah cinta ini bermula dari suatu malam yang dingin
dengan gerimis yang bergemericik di atas tanah. Namaku fendi. Aku adalah anak
tunggal. Kedua orang tuaku telah bercerai sejak umurku 10 tahun. Tetapi aku
sangat ingin mereka bersatu kembali. Tapi apalah dayaku. Selama 7 tahun ini
usahaku selalu sia-sia. Selama ini aku tinggal bersama seorang ayah. Aku sangat
beruntung memiliki seorang ayah sebaik beliau dan selalu memberikan kasih
sayangnya padaku dan ayahku masih belum menikah lagi. Karena aku belum
mengijinkan ayah untuk menikah lagi. Aku sekarang berumur 17 tahun. Aku
sekarang masih duduk di kelas satu SMA. Selama 7 tahun aku tidak pernah satu
haripun melihat ibu dari dekat sejak kejadian perceraian 7tahun lalu. Aku hanya
bisa melihat foto yang ada pada figura yang begitu lusuh yang foto ibu di
dalamnya mulai menguning. Aku tidak tahu lagi harus mencari ibu kemana. Setiap
malam aku berdoa kepada Tuhan semoga beliau selalu dilindungiNYA.
Pagi
ini aku akan berangkat sekolah. Aku bersiap-siap untuk kembali bersekolah. Aku
bangun jam 5 pagi tetapi ayahku sudah lebih dahulu membangunkanku untuk
menunaikan ibadah sholat shubuh dan mempersiapkan seragam untuk berangkat ke
sekolah. Ayahku juga membuatkanku sarapan sebelum aku berangkat ke sekolah .
aku sangat mencintai ayahku. Ayahku adalah seorang tukang reparasi
barang-barang elektronik. Beliau mempunyai toko yang masih kecil-kecilan. Ya
begitulah beliau 2 tahun lalu kena PHK dari pabrik tempat Ia kerja. “ pagi
yah…. Aku mau berangkat sekolah dulu.” Ucapku dengan membawa tas. “ sarapan
dulu nak ayah sudah buatkan kamu nasi goreng spesia tambah telur mata sapi.”
Kata ayah dengan membawa piring. “siap yah.” Sambutku menuju ke meja makan. Lalu
aku sarapan dengan ayah. Setelah aku selesai sarapan “ yah aku mau pamit
berangkat sekolah, assalamualaikum.” Ucapku dengan menggendong tas
kesayanganku. “ iya nak, hati-hati dijalan ya.. semangat belajarnya .” Sambut
ayah yang sedang di meja makan. Aku berangkat menggunakan sepedaku. Sekolahku
jaraknya sekitar kurang lebih 3 Km untuk ditempuh. Akhirnya aku sampai juga
disekolah. Lalu aku memarkirkan sepeda di parkiran dan aku menuju kelas lalu
sampailah aku di kelas. Teman-temanku sudah mulai banyak berdatangan dan mulai
masuk kelas. Akupun mulai masuk kedalam kelas untuk mencari tempat dudukku lalu
aku siapkan mata pelajaran pertama diatas mejaku. 5 menit kemudian bel masuk sekolah
pun berbunyi. Teman-teman mulai masuk dan mulai menyiapkan mata pelajaran
pertamanya di bangkunya. Aku duduk bersebelahan dengan sahabatku dia bernama
Ari. Dia adalah orang yang periang dan selalu menghibur aku di kala kesusahan
dia juga selalu menghibur teman-temannya di kelas. Dia selalu membuat kelucuan
dari omongan dan tingkah lakunya. “hy Ri… apa kabar? Bagaimana hari minggu
kemarin kamu kemana?”. Tanyaku dengan memberikan senyum kecil. “ aku
bantu-bantu ibu jualan di pasar fen”. Jawab si Ari. “ wah….. seru tu ri. Gimana
jualannya laris pasti ya Ri?.” Tanyaku. “ Alhamdulillah lumayan lah fen. Banyak
yang beli kue buatan ibuku.” Jawab Ari dengan tersenyum padaku. “ bagaimana
aktifitasmu minggu kemarin fen?”. Tambah ari. “ aku sama juga sepertimu Ri. Aku
bantuin ayah di toko reparasinya.” Jawabku. “ hahaha… kok bisa ya fen.” Sahut
ari dengan tertawa. “ Ya kita maunya main kemana kita kan hanya orang
biasa-biasa saja. Dan orang tua kitapun mencari uang untuk menyekolahkan kita
harus bekerja keras dulu.” Jawabku. Setelah kami sedang asyik mengobrol lalu
datanglah guru sejarah yang begitu baik kepada siswa-siswi di kelasku. Beliau
bernama Bu Ely. Sekolahku terletak di Jawa Timur di tempat kelahiranku ialah di
pulau Madura. Dan sekolah dan tempat tinggalku berada di kota Bangkalan. Lalu
setelah aku belajarbel istirahat berbunyi dan aku bergegas menuju ke kantin
dengan sahabatku. Seketika itu aku melihat satu manusia yang tercipta sangat
indah yang telah lahir ke dunia ini. Ya begitulah pujian yang pantas untuk
perempuan paling cantik di sekolahku Ia bernama Putri. Dia sangat populer di
sekolah para siswa-siswa banyak yang menyukainya. Dan dia sekarang masih
jomblo. Jadi ini kesempatanku untuk mendapatkan cintanya tapi aku sangat malu
untuk menatap kedua bola matanya. Tapi apalah dayaku. “ apalah dayaku aku hanya
siswa miskin sedangkan dia orang yang terpandang dan kaya. Ya aku masih
beruntung masih mempunyai sahabat seperti si Ari.” Ucap hatiku dengan termenung diam seribu
bahasa. Saat aku dan Ari di kantin menunggu antrian untuk membeli jajan tetapi
aku melihat putrid dengan tidak sadarnya lalu “ hey… jangan ngelamun aja.
Liatin sapa sih ?”. ucap ari dengan mengagetkanku dan lalu dia mencari siapa
yang aku pandang sampai aku melamun. “ oh ternyata temanku terlamun karena
Putri. Cie..cie ada yang jatuh cinta ni.” Ucap ari dengan menertawakanku. “
nggak kok Ri. Aku Cuma liat antri ini panjang banget kita menunggu lama tapi
aku lapernya sekarang Ri heheheh.” Sahutku dengan tersenyum pada Ari. Setiap
hari aku memikirkan perempuan yang cantik nan indah itu. Sepertinya aku sedang
jatuh cinta padanya. Tapi dia apa memiliki rasa seperti yang aku rasakan. Aku
hanya bisa bertanya-tanya pada hatiku yang terdalam. Setiap hari aku keluar
kelas untuk beristirahat dan juga untuk mencari senyuman dia si Putri. Dan
sangat beruntungnya aku dia berada di kelas yang bertetanggaan dengan kelasku.
2
tahun tak terasa cintaku telah kupendam sendiri tak ada satu orangpun
mengetahui tentang perasaanku. Sebentar lagi ujian akhir sekolah aku hanya bisa
bertanya-tanya pada diriku. Berapa lama lagi ku bisa simpan dalam-dalam tanpa
mengungkapkannya. Aku masih sangat bingung bagaimana mengatakan kepadanya aku
sangat bingung sekali pada hati dan pikiranku. Tak terasa ujian akhir sekolahpun
selesai. Satu minggu lagi kita hanya menunggu pengumuman kelulusan sekolah. Aku
tak memikirkan tentang lulus apa nggaknya yang aku pikirkan hanya aku pasti tak
akan bertemu dengan gadis pujaan hatiku lagi. Ketika itu bel berbunyi menandakan
waktu pulang sekolah. “ Ri aku pulang duluan ya?”. Ucapku dengan bergegas lari
untuk mengambil sepeda di parkiran. “ ok, fen hati-hati fen.” Jawab Ari dengan
melambaikan tangannya padaku. Sesampainya aku di rumah. “ assalamualaikum yah..
Fendi pulang yah.” Ucapku sambil menaruh sepeda ke dalam rumah. “ waalaikum
salam nak. Kamu sudah pulang toh. Alhamdulillah. Gimana belajarnya?”. Jawab
ayah yang sedang menservis alat elektronik di tokonya. “ Alhamdulillah. Lancar
belajarnya yah”. Jawabku dengan nada lemas. “ yah aku boleh ngobrol bentar.
Ayah lagi sibuk ta?”. Tambahku menatap mata ayah. “ iya nak ada apa?”. Jawab
ayah dengan menatapku dan langsung bergegas dari tempat duduk dan mengambil lap
untuk membersihkan tangannya. “ yah aku boleh Tanya sesuatu?”. Tanyaku yang sedang
duduk di teras luar bersama ayahku. “iya nak, mau Tanya apa? Kayaknya serius
sekali ya. Kamu punya masalah di sekolah ya?”. Jawab ayah dengan penuh
penasaran. “ tidak ada masalah di sekolah kok yah. Fendi cumin mau Tanya
sewaktu dulu ayah masih muda gimana rasanya jatuh cinta yah?”. Tanyaku dengan
penuh ketakutan dan juga rasa penasaran. “ hahahahaha… Fendi anak ayah lagi
jatuh cinta ni.” Jawab ayah dengan nada meledekku dan menertawakanku. “ yah, Fendi
serius. Ini pertanyaan serius ya yah?”. Jawabku dengang nada serius. “ iya iya
nak.. ayah akan jawab dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman ayah sewaktu
dulu. Kalau ayah dulu pernah merasakan jatuh cinta pertama itu kepada seorang
wanita teman ayah satu kelas sewaktu duduk di sekolah SD. Sewaktu itu ayah
sangat takut untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada wanita itu. Tapi ayah
masih terus saja di selimuti oleh ketakutan itu. Sampai ayah masuk SMP dan
lagi-lagi ayah bertemu seseorang yang dicintai ayah bertemu dengan wanita indah
itu. Dia ternyata masuk ke sekolah yang sama bersama ayah tetapi dia tidak satu
kelas dengan ayah. Karena dia kan pintar sedangkan ayah kan gak begitu pintar
dalam ilmu pasti. Setelah 2 tahun di SMP ayah akhirnya akan mengungkapkan rasa
cinta ayah kepada wanita itu. Karena kalau tidak diungkapkan mana tahu kita
hasilnya. Ketika ayah langsung memberanikan berbicara kepada wanita itu ayah
melihat dia sedang duduk di depan kelasnya dan sedang mengobrol dengan
teman-temanya. Ayahpun memberanikan diri untuk langsung mengungkapkan kepada
dia. Tetapi dia tidak menjawab dia hanya member senyuman kecil yang manis lalu
teman-temannya meneriaki dan menertawakanku. Lalu ayah langsung saja berjalan
dan berpaling dari wanita itu menuju kelas dengan penuh kekecewaan lalu wanita
itu. Lalu wanita yang berkerudung putih itu memegang tangan kanan ayah. Dan dia
bilang dia juga mempunyai rasa yang sama seperti ayah. Ayah berpacaran dengan
wanita itu selama kurang lebih 5 tahun itu adalah waktu yang sangat lama dan
ayah sudah memperjuangkan cinta kita tetapi sungguh disayangkan orang tuanya
telah menjodohkan dia dengan orang lain yang lebih mapan daripada ayah. Lalu
ayah hanya berjanji dengan dia suatu saat kita bisa berjodoh di lain waktu.
Mungkin kala itu cinta ayah padanya tak tepat pada waktunya untuk tetap
diperjuangkanpun hasilnya hanya sia-sia saja. Dan diapun menangis menatap mata
ayah lalu ayah hanya bisa mengusap air mata yang keluar dari kedua bola matanya
yang begitu anggun. Lalu dia mulai meninggalkan ayah dan dia hanya mengucapkan
selamat tinggal kepada ayah. Ayah juga mulai mengikhlaskan kepergian dia dari
kehidupan ayah dan bahagia bersama orang lain. Yang terpenting dia bisa hidup
lebih baik walaupun tak bersama ayah. Lalu ayahpun bertemu ibumu dalam satu
kerjaan dengan ayah. Tapi ayah tak
merasa ada kecocokan selama ayah menikahi dengan ibumu. Cinta ayah pada ibumu
sangat cepat menghilang dibanding cinta pertama ayah pada wanita tersebut.”
Cerita ayah padaku yang penuh haru dan menyedihkan. “ wah keren sekali cerita
cinta ayah yang sangat banyak perjuangan oleh kedua orang yang mempunyai
perjanjian untuk saling mencintai satu sama lain.” Ucapku dengan ekspresi
kagetdan senang mendengarkan kisah cinta ayah. Lalu ayahpun memberiku
nasehat “ kamu harus berani dalam hal
apapun selama itu benar apalagi tentang cinta kamu harus kejar sebelum dia
pergi meninggalkanmu dan lalu pergi jauh dan kamu tak bisa mengungkapkan dan
akhirnya menyesal di akhir waktu.” Ujar ayah padaku. Lalu aku akan memberanikan
diri untuk mengungkapkan semua perasaan yang telah lama aku pendam kepada
perempuan yang aku idam-idamkan sejak dulu.
Hari
ini adalah perayaan perpisahan sekolah yang ditamba oleh acara pentas seni dari
siswa-siswi sekolah untuk memeriahkan acara perpisahan sekolah. Pagi ini
siswa-siswi akan berkumpul di gedung untuk merayakan kelulusan sekolah. Tepat
jam 08.00 WIB. Aku masuk ke gedung menggunakan baju rapi berkumpul dengan
siswa-siswi lainnya. Pandanganku hanya sedang mencari-cari seseorang yang aku
nantikan. Tapi tak kunjung muncul juga. Akhirnya acarapun dimulai. Sambutan
pertama untuk para siswa-siswi yang mendapat nilai-nilai terbaik. Ternyata
ialah perempuan yang sudah lama aku sukai. Dia dipanggil ke atas panggung untuk
bersalaman dengan kepala sekolah dan juga guru yang lainnya. Akupun sangat tercengang
dan sangat terpukau melihatnya menggunakan busana yang anggun dan cantik. Lalu
aku coba berdiri untuk melihatnya lebih jelas. Akupun mendengarkan teman-teman
kelasku membicarakan putri ya begitulah namanya siswi primadona di sekolah. Dan
mulai keberanianku mulai surut sedikit demi sedikit untuk mengungkapkan
kepadanya. Aku hanya ingin mengungkapkan
padanya tapi aku sangat bingung pada perasaanku
karena aku takut akan kelayakanku mencintainya dan mengasihinya. “
tetapi aku kan belum melakukan dan mengungkapkan rasa cinta yang selama ini aku
pendam. “ ucap hatiku. 3 jam kemudian acara perpisahan telah usai. Siswa-siswi
mulai bubar dan pulang. Lalu aku melihat putri sedang mengobrol dengan
teman-temannya. Aku sangat gugup sekali untuk mengungkapkan rasa ini. Tapi aku
sudah berkomitmen pada diriku sendiri apapun itu hasilnya aku terima dengan
besar hati. Lalu aku berjalan menuju putri pelan-pelan ku langkahkan kecil ini.
“ hai putri… selamat ya atas pencapaianmu.” Ucapku dengan memberikan tanganku
berharap dia berjabat tanganku dan sedikit gugup. “ iya makasih ya.” Jawabnya
dengan memberikan senyuman kecil padaku tetapi dia tidak memperdulikan
tanganku. “ Putri aku boleh bicara sama kamu sebentar saja. Kamu ada waktu
luang ya?”. Tanyaku dengan menatap matanya. “ iya ada kok. Emangnya kamu mau
ngomong apaan ?”. jawabnya dengan penuh penasaran. “ putri aku mau ungkapin sesuatu. Gimana ya ngomongnya…. Oh
gini gini. Jujur selama ini aku memendam rasa ke kamu put. Aku suka kamu. Aku
menyukaimu telah lama kita saling kenal sejak SMP. Aku sudah gak bisa memendam
rasa ini lagi. Akhirnya aku bisa ungkapkan semua rasaku hari ini. Aku sayang
sama kamu put. Mohon maaf berlebihan tapi begitulah adanya perasaanku ini. Apakah
kamu mau menerima cintaku Put?”. Ungkapku dengan sangat gugup. “ hah… ! aku gak
nyangka kamu nembak aku Fen. Kita juga belum saling kenal. Aku gak bisa Fen. aku kenal kamu
karena kelas kita kan bertetanggaan. Aku sudah punya pacar Fen. dan yang
terpenting aku gak punya perasaan suka sama kamu Fen. kamu juga kan gak pantes
sama aku. Kita temenan saja. Yaudah aku mau ngurusin lanjutan sekolahku ke
PTN.” Jawabnya dengan raut muka yang sedikit meledekku dan memberikan senyum
kecil yang sedikit menghinaku. “iya gak apa Put. Aku hanya ingin mengungkapkan
perasaanku ke kamu yang selama ini aku pendam. Terima kasih atas waktunya put.
Asal kamu tau cintaku ke kamu sangat tulus.” Sahutku dengan penuh rasa kecewa
dan menatap kedua bola matanya. Kemudian datanglah seorang pria menyapa putri
dan memegang tangan putri. Dan ketika itu hatiku seperti tertusuk pedang akupun
mati rasa dan melamun melihat mereka bersama. “ hai sayang kamu ngapain disini
dari tadi aku tungguin di parkiran kok belum keluar dari gedung.“ Ucap seorang
laki itu yang aku kenal ia bernama Dimas cowok paling keren dan kaya di
sekolahku. “ gak ini ada urusan yang gak penting-penting banget sih sama
temenku.” Jawab putri dengan raut muka merengut menatap padaku. “ yaudah ayo
sayang jalan-jalan. Katanya kamu mau beli baju kan?”. Kata si Dimas dengan
senyum kecilnya menatap pada Putri. “ yaudah ayo say kita berangkat”. Jawab
Putri kepada Dimas. “ yaudah aku tinggal Fen.” Ucap Putri dengan menatapku dan
tersenyum kecil padaku dan mereka mulai meninggalkanku. Setelah itu aku pulang
ke rumah sesampainya di rumah akupun merenung sendiri. Betapa sakitnya hati ini
dan terasa hancur berkeping-keping bagaimana tidak hancur perempuan yang aku
idam-idamkan selama ini telah menghinaku dengan kata-kata yang tak pantas aku
dengar. Rasa ini yang tak aku mengerti kesal dan kecewa menjadi satu
membingungkan pemikiran dan hatiku. Aku mengurung diriku satu hari ini untuk
memikirkan kesalahanku tadi siang. Ayahkupun mengetuk pintu kamarku tetapi aku
tak peduli aku kalut dengan perasaan kecewa dan penyesalanku karena telah
dihina dan ditolak oleh perempuan pujaanku. Lalu ayah berteriak memanggil
namaku lalu tak lama kemudian ayahku langsung saja mendobrak pintu kamarku.
Lalu ayah memelukku yang sedang duduk merenung yang begitu pucatnya wajahku
yang seharian tak makan. “ nak kamu
kenapa?”. Seharian di kamar ayah khawatir nak. Kamu kenapa tolong cerita ke
ayah apa yang sudah terjadi nak?”. Kata ayah dengan sangat panik dan lalu
memelukku. “ cintaku….! Cinta pertamaku yah sudah menolakku dan yang tak habis
pikir dia juga menghinaku yah”. Jawabku dengan tatapan yang penuh berlinangan
air mata. “ oalah.. Cuma gara-gara cinta toh. Sedihmu gak usah terlalu larut
nak Cuma gara-gara cinta sampai mengurung diri di kamar sampai gak makan lagi.
Kamu itu anak lelaki ayah yang kuat gak boleh cengeng masih banyak perempuan
yang masih menunggu cinta dari kamu nak.”
Kata ayah sambil tersenyum padaku dan menyemangatiku. “ tapi dia adalah
cinta pertamaku yah. Aku gak tau bisa melupakannya atau tidak yah?”. Jawabku
dengan merengut dan menatap ayah. “ pasti bisa kamu nak. Apapun itu bisa saja
terjadi. Jangan takut, mungkin Tuhan sudah mengingatkanmu kalau perempuan itu
gak baik buat kamu nak. Sekarang kamu sudah lulus sekolah lebih baik kamu
pikirkan masa depanmu lalu kamu bisa tunjukkan kepada orang-orang kalau Fendi
anak ayah bisa menjadi orang yang sukses dan yang terpenting
perempuan-perempuan di luar sana banyak yang menunggu dan bisa-bisa mengejar
kamu nak. Kamu harus semangat dan lebih semangat lagi kalau kamu bisa jadi
orang sukses suatu saat nanti. Kamu harus jalani hidup ini dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan. Memang di dunia ini banyak cobaan yang datang silih
berganti tetapi Tuhan selalu memberikan cobaan kepada kita dan tidak akan
sampai melebihi batas kemampuan kita nak.” Ucap ayah dengan nada bersemangat
dan lagi memelukku dengan sangat erat dan tersenyum kecil padaku. “ baik yah Fendi
akan coba melupakan hal yang terjadi hari ini dan untuk melupakan semua hal
tentang Putri selamanya. Fendi akan memikirkan karir Fendi dulu dan harus lebih
fokus kalau Fendi bisa. Terima kasih banyak yah sudah menyayangiku dan
menjagaku selama ini”. Jawabku dengan bergelinangan air mata.
5
tahun kemudian
Tak
terasa sudah 5 tahun aku tak pernah bertemu Putri. Aku masih ingat dengan
senyumnya dengan tawanya aku sangat merindukannya. Dan yang paling ingat ketika
aku menembaknya di depan teman-temannya lalu diapun menolakku dan menghinaku.
Itu semua adalah kenangan manisku dan kenangan cinta pertama yang paling aku
ingat dan kadang aku tertawa pada diriku sendiri. Karena kagum akan
keberanianku saat mengungkapkan rasa cinta kepada Putri. Aku tak akan pernah
bisa melupakan perempuan idamanku itu. Kau selalu dilubuk hatiku yang terdalam.
Sejak Putri menolak dan menghinaku mungkin itu adalah cambuk untuk memotivasi
hidupku yang lebih baik lalu aku kerja siang dan malam bisa dikatakan aku kerja
super keras dan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dengan uangku sendiri. Pada akhirnya aku menjadi
manajer di salah satu perusahaan property di Surabaya. Tetapi aku masih saja
belum bisa melupakan cinta pertamaku. Dan akupun sudah mencapai impianku dalam
karirku tapi aku masih merasa sangat kesepian. Banyak wanita yang mendekatiku
tapi aku merasa tidak ada yang cocok seperti cinta pertamaku kepada seseorang
itu. Pagi ini aku akan berangkat kerja dengan menggunakan sepeda motor tak
disengaja aku melihat seorang wanita muda keluar dari mobil. Sepertinya wanita
itu menangis dan si lelaki itu keluar dari mobil dan mendorong wanita itu
sampai jatuh. Lalu aku bergegas lari menuju wanita itu ternyata wanita itu
adalah Putri ialah cinta pertamaku. Akupun menjatuhkan sepeda motorku dan
langsung memisahkan lelaki itu yang sangat kasar kepada Putri dan ternyata
lelaki itu ialah Dimas teman sekolahku. “ hey jangan main kasar mas sama
perempuan.” Ucapku dengan nada kesal dan marah kepadanya. “ udah ambi saja perempuan murahan itu dia
hanya sampah.” Jawab dia dengan nada keras lalu dia meninggalkan kami berdua. Lalu
aku mencoba mengangkat Putri yang duduk di pinggir jalan sambil menangis dan
aku antar dia pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan tiba-tiba Putri mengajakku
pergi ke taman untuk mengobrol tentang masalahnya dengan Dimas. “ Fen makasih
ya udah bantuin aku tadi.” Ucap Putri dengan muka bersedih yang menatap ke
arahku. “ iya gak apa Put. Memang sepantasnya sebagai seorang teman kan
seharusnya membantu teman yang sedang butuh pertolongan. Kamu sekarang sudah
kerja apa masih kuliah Put?”. Tanyaku dengan senyuman kecil menatap matanya
yang sedang duduk di sampingku. Aku sudah kerja di Perusahaan Pacarku Fen.
tetapi sejak aku ungkapin satu masalah yang sangat mengagetkan dia. Dia udah
gak mau ketemu aku dan akupun di keluarkan dari perusahaannya. Aku sangat
menyesal berkenalan dengan dia selama ini. Aku nyesel-nyesel Fen.” jawabnya
dengan menangis terseduh-seduh. “ kenapa pacar kamu lakukan itu semua ? maaf
sebelumnya emangnya ada masalah apa Put kamu sama pacarmu?”. Tanyaku dengan
penuh perasaan dan menatap matanya. “ aku sudah lama pacaran sama dia. Aku beri
dia banyak kepercayaan dan kita saling memiliki dan saling percaya. Selama 5
tahun aku terus berpacaran bermesraan. Akhirnya karena kita saling cinta……..
kitapun tidur bareng, aku tau dia pasti bertanggung jawab tetapi dia malah
sebaliknya Fen dan aku sekarang sedang mengandung anaknya. Aku bingung Fen mau
jelasih apa ke orang tuaku? Aku sangat takut Fen?”. jawab Putri dengan menangis
dan lalu memegang tangan kananku. “ oh gitu… kamu yang sabar ya Put. Aku akan
selalu ada jika kamu butuh bantuanku. Alangkah lebih baiknya kalau kita pulang
kerumahmu dulu dan bicarakan ini dengan orang tuamu baik-baik.” Kataku dengan
raut wajah meyakinkan Putri. “ tapi Fen, mereka pasti mengusirku. Aku takut
Fen. aku nyesel banget ngelakuin hal sebodoh ini sama lelaki brengsek itu.”
Jawabnya dengan menatapku penuh kemarahan. “ aku yakin mereka tak seperti yang
kamu pikirkan Put. Kamu harus hadapi masalah ini. Jangan sampai lari Put nanti
masalahnya tambah panjang. Kamu pasti
bisa meyakinkan mereka. Aku yakin kamu pasti bisa menghadapinya Put.” Ucapku
dengan meyakinkan Putri yang sedang menangis. “ baiklah Fen. aku akan jelaskan
pada mereka yang sebenarnyatapi aku takut Fen. aku takut mereka meninggalkan
aku.” Jawab Putri dengan wajah menangis.
“ tenang Put… tenang Put aku akan selalu bersamamu dan akan membantumu
kapanpun.” Ucapku dengan meyakinkan Putri dan lalu aku mulai menghapus air
matanya. “ ayo Put! Kita pulang. Kamu pasti bisa ngeyakinin orang tuamu. Pasti
mereka bisa mengerti akan keaadaanmu sekarang Put. Jangan takut Put ini semua
untuk kebaikanmu juga”. Sambungku dengan memegang kedua tangannya dan menatap
mukanya yang begitu pucat. “ iya baikalah. Aku akan ceritakan ini semua. Terima
kasih atas bantuanmu ya Fen. ya sudah aku jalan aja. Aku mau sendiri ya Fen”.
jawab Putri dengan nada lemas. “ lohhh….. gak apa aku antar sampai rumahmu?”.
Ucapku dengan menatap Putri. “ sudah Fen. kamu sudah banyak bantuin aku. Cukup
sampai disini aja jangan terlalu dalam ikut urusanku aku gak mau kamu nanti
kena imbasnya dalam masalahku”. Jawab putrid dengan nada lemas dan mulai
meninggalkanku. “ tapi aku tulus nolongin kamu Put?”. Ucapku dengan memegang
tangannya. “ tolong Fen tinggalkan aku sendiri. Aku mohon Fen?”. jawab Putri
dengan raut muka penuh kesedihan. Lalu diapun mulai meninggalkanku. Aku pun
hanya memandang Putri yang sedang berjalan menuju ke dalam gang rumahnya lalu
aku beranjak dari kursi taman untuk pergi ke kantorku.
4 hari kemudian. Putri tidak ada
kabardan aku coba hubungi di berkali-kali. Tapi dia tidak mengangkat telfonku.
Akhirnya akupun bergegas mengunjungi rumahnya. Sesampainya aku di rumahnya.
Lalu bertemu ibunya. “ permisi bu! saya
mau Tanya Putri apa ada di rumah?”. Tanyaku dengan senyuman kecil dan menatap
wajah beliau. “ iya saya dengan ibunya Putri, mas ini dengan siapa ya?”. Ucap
ibu dan bertanya padaku dengan menatapku. “ saya teman sekolah Putri bu. saya
mau Tanya kabar Putri bu?”. tanyaku dengan penuh penasaran. “ ohh… teman
sekolah Putri toh. Ayo masuk dulu nak.” Kata ibu sambil mengajakku ke ruang
tamu. “ jadi begini nak. Putri sudah diusir oleh ayahnya 5 hari yang lalu
karena dia sudah menceritakan kepada kita bahwa dia telah hamil di luar nikah
dengan pacarnya. Si Dimas kalau gak salah namanya. Lalu kamipun sangat terkejut
dan terpukul mendengar penjelasan yang sangat di luar batas dari tingkah laku
Putri yang telah hamil. Langsung ayahnya menampar dan mengusir Putri pergi dari
rumahnya. Kami tidak menyangka anak semata wayang kami sudah melakukan hal yang
sangat dilarang oleh Tuhan. Dan selama 5 hari ini Putri tidak pernah pulang
kembali ke rumahnya. Banyak pikiran yang membebani lalu ayahnya sakit dan
ayahnya Putripun meninggal dunia kemarin nak”. Jelas ibu kepadaku dengan
meratapi kesedihan yang sangat mendalam. “ innalillahirajiun. Saya turut
berduka cita atas meninggalnya bapak. Sekarang ibu tau keberadaan Putri ?”.
tanyaku dengan penuh penasaran. “ kemarin ibu dikirimi pesan dari salah satu
teman dekat Putri. Ini pesannya nak.” Putri sekarang bersama saya tante. dia
dirumah saya te dia bilang mau tinggal sementara te. Putri juga sehat tante dan
dia sekarang mulai kerja di restaurant bersama saya te. Sekian terima kasih te.
Saya akan menjaga sahabat terbaik saya te. Dan semoga dia mau lagi kembali ke
rumah tante. Saya juga setiap hari coba menasehati Putri supaya mau pulang lagi
kerumahnya.” Ini pesan dari teman Putri sambil memegang Handphonenya. “ tolong
ya nak bawa Putri kembali ke rumah ini lagi ya nak. Ibu mohon nak?”. Ucap ibu
dengan penuh kesedihan dan memegang kedua tanganku. “ iya bu. saya akan
usahakan Putri kembali kerumah. Saya boleh Tanya alamat teman Putri bu?”.
tanyaku dengan senyuman kecil. “ tunggu nak ini ibu tuliskan alamatnya.” Jawab
ibu dengan mencari kertas dan pulpen lalu menuliskan alamat rumah teman Putri.
“ ini nak alamatnya. Ibu minta tolong ya nak ajak Putri kembali mencoba mencari
ke rumahnya ya nak?”. Sambung ibu dengan menitihkan air mata. “ iya bu. saya
pasti bawa Putri kembali ke rumahnya ya bu. ibu yang sabar dan banyak berdoa
aja ya bu”. jawabku dengan bersalaman dengan beliau dan meyakinkannya. Sepulang
dari rumah Putri aku langsung mencoba mencari alamat keberadaan Putri. Aku
mencari kesana-kesini alamatnya sudah hampir menjelang sore. Akhirnya aku
temukan alamat rumah teman Putri.” Permisi, assalamualaikum”. Panggilku kedalam
rumah yang sudah cocok dengan alamat yang ibu Putri berikan padaku. “ waalaikum
salam. Iya tunggu bentar.” Jawab salah satu orang di dalam rumah itu. Tiba-tiba
keluarlah seorang wanita yang aku kenal ialah Putri yang sedang hamil.” Hi Put
! gimana kabarmu? Keadaanmu gimna?” tanyaku dengan raut wajah yang sangat
senang melihat wajah Putri. “ hai Fen. aku baik kok. Kamu kok bisa tau aku ada
disini? Gimana kabarmu. Yaudah ayo masuk kedalem dulu Fen.” Jawab Putri yang
kaget karena melihatku ada disini. Lalu aku masuk ke dalam rumah teman Putri. Kamipun
saling mengobrol. Lalu aku mencoba membujuk Putri untuk kembali pulang ke
rumahnya. Karena ibunya sangat-sangat merindukan kehadirannya. Aku pun
menceritakan keadaan orang tua Putri bahwa ayahnya telah tiada. “ Put. Ayahmu
telah meniggal setelah kamu tinggalkan rumah.” Ucapku dengan sangat serius dan
menatap kedua matanya. “ haaahh! Kamu jangan sembarangan ngomong Fen. kamu
bohong… kamu bohong.” Jawab Putri dengan bersedih bercampur amarah. “ kamu
harus sabar, ini memang benar adanya Put. Aku tadi kerumah ibumu dan ibumu
bercerita semuanya. Terima dengan hati ikhlas Put . aku mohon kamu supaya
pulang. Ibumu sangat merindukan kehadiranmu di rumah”. Ucapku dengan meyakinkan
Putri dan lalu memeluknya yang sedang menangis. “ baiklah, aku akan pulang. Aku
sangat rindu mama. Aku gak mau sampai kehilangan mama. Aku nyesel sudah
ngelakuin hal yang bodoh sampai mas depanku hancur. Aku bukan anak baik bagi
mama dan ayah. Aku sudah mengecewakan mereka”. Jawab Putri yang sedang menangis
di dalam pelukanku. “ yang sabar ya Put? Aku akan selalu di sampingmu. Aku
janji gak akan meninggalkanmu”. Ucapku dengan meyakinkannya dan mengusap kening
Putri. Akhirnya Putri berkemas dan lalu dia menelfon temannya yang masih kerja untuk
mengabari kalu dia akan pulang ke rumah ibunya. 1jam kemudian kami tiba di
rumah ibu Putri. “ assalamualaikum mama, mama, mama. Aku pulang pulang ma?”.
Panggil Putri kepada mamanya yang ada di dalam rumah. Lalu datanglah ibunya
membukakan pintu rumah. Lalu semua menjadi suasana yang sangat mengharukan. “
kamu darimana saja nak? Mama rindu kamu nak. Jangan pergi lagi ya nak? Jangan
tinggalkan mama lagi ya nak?”. Ucap mamanya dengan memeluk erat Putri yang
berlinangan air mata. “ iya ma. Putri banyak salah sama ayah sama mama. Sudah
banyak buat mama kecewa. Putri minta maaf ya ma. Mama masih mau kan nerima
permintaan maaf Putri. Mama masih mau anggap Putri sebagai anak mama lagi?”.
Jawab Putri dengan yang ada di dalam pelukan mamanya. “ iya nak, mama juga
banyak salah sama kamu nak karena terlalu keras ke kamu selama ini. Yang
penting selamanya kamu adalah anak mama. Mama gak mau lagi sampai kehilangan
kamu nak.” Ucap mama yang sedang mengusap air mata yang keluar dari mata Putri.
“ iya ma. Makasih atas semuanya ma ya ma. Putri gak akan lagi ninggalin mama.”
Jawab Putri yang sedang menatap kedua mata mamanya. “ mama aku kok gak liat
ayah. Ayah masih marah ya sama Putri?”. Tanya Putri yang sedang mencari-cari
ayahnya. “ ayahmu sudah meninggal nak. Dia sakit setelah dia mengusir kamu. Dia
banyak berpikir tentang kamu nak.” Jawab mama lalu menagis dan menundukkan
kepalanya. “ kenapa ayah tinggalin Putri ma. Aku gak percaya ayah sudah tiada
ma. Aku belum minta maaf sama ayah ma.” Ucap Putri dengan merintih menangis dan
memeluk ibunya. “ kamu yang sabar ya Put. Ikhlaskan ayahmu. Ayahmu juga sudah
memaafkanmu.” Jawab ibu dengan penuh kesedihan. “ kamu yang sabar ya Put.
Tabahkan hatimu ya Putri.” Sambungku dengan menatap ke arah Putri. Setelah
mereka saling melepas rindu akupun mulai pamit untuk pulang. “ permisi bu saya
mau pamit pulang dulu.“ Ucapku kepada ibu Putri. “ Put aku ijin mau pulang dulu
ya, besok aku main kesini lagi setelah pulang dari tempat kerjaku.” Sambungku
sembari bersalaman dengan ibu dan Putri. “ iya nak, makasih banyak atas
semuanya ya?”. Jawab ibu dengan memegang kedua tanganku. “ makasih ya Fen kamu
sudah menyatukan kembali dengan keluargaku.” Jawab Putri dengan menatapku. “ kamu
gak usah berterima kasih lagi padaku ini semua memang sudah sewajarnya teman
membantu temannya yang sedang terkena musibah. Kamu yang sabar ya Put. Kamu
bisa berdoa pada Tuhan yang terbaik buat ayahmu. Semoga dia mendapatkan tempat
yang indah di alam sana.” Ucapku sambil menatap matanya dan lalu bergegas
pulang.
2
hari kemudian
Aku
akan menuju ke rumah Putri untuk mengajaknya jalan-jalan. Aku akan coba mulai
menyayangi dan mencintainya lagi seperti sewaktu di sekolah. Memang aku sudah
sangat kecewa atas semua hinaannya padaku sewaktu dulu kepadaku tapi aku sudah
menguburnya dalam-dalam. Aku yakin Tuhan telah mempertemukan aku lagi dengan
Putri karena Tuhan masih punya rencana lain dan menjawab semua penyesalan dan
kekecewaanku selama ini. Aku hanya yakin dan untuk menjalaninya saja walupun
dia nanti jodohku atau tidak. Setidaknya aku sudah melakukan yang terbaik untuk
orang yang pernah aku cintai. Akhirnya aku tiba di rumah Putri. “
assalamualaikum.. assalamualaikum.. assalamualaikum.” Panggilku ke dalam rumah.
“ waalaikum salam. Iya tunggu sebentar.” Jawab seseorang yang ada didalam rumah
lalu membukakan pintu rumahnya dan dia adalah Putri. “ halo…. Putri? Kamu lagi
sibuk ya?” tanyaku dengan membawa kue terang bulan yang akan aku kasih kepada
Putri. “ nggak kok. Aku masih nyuci di belang. Maaf lama buka pintunya?”. Jawab
Putri dengan senyuman kecilnya. “ silahkan masuk dulu Fen.” sambung Putri. “
iya Put. Kamu selesaikan aja dulu kerjaanmu. Aku tunggu disini ya.” Ucapku yang
berjalan menuju ke dalam rumah atau ruang tamu. “ kamu ada perlu sama mama
ya?”. Tanya Putri. “ oh ya mama… mama ada di rumah ta? Ini aku bawakan kue
terang bulan buat mama sama kamu. Hari ini aku mau ngajak kamu jalan-jalan ke
taman. Kamu mau kan?”. Ucapku sambil menatap indah matanya. “ oh ya aku
bereskan cucianku dulu ya sekalian ganti baju Fen. makasih ya Fen. mama masih
ke pasar . yaudah tunggu bentar ya Fen.” Jawab Putri dengan senyum kecil dan
menatapku juga. “ iya Put. Yaudah aku tunggu ya.” Ucapku sambil duduk di ruang
tamu. 20 menit kemudian Putri dating dan mengenakan baju yang anggun dengan
kerudung putihnya. Dia terlihat sangat cantik. “ ayo Fen, mau jalan-jalan
kemana? Jangan jauh-jauh ya? Aku masih capek kan kondisiku sedang hamil sudah
berumur 6 bulan kandunganku Fen?”. Ucap Putri dengan memegang perut nya yang
sedang hamil. “ baiklah Put, terserah kamu. Aku Cuma mau ngajak kamu
jalan-jalan biar kamu gak jenuh aja di rumah. Biar lebih freshlah hehehehe…”
Jawabku dengan menatap Putri dengan tersenyum padanya. Akhirnya kamipun
bergegas untuk jalan-jalan menuju ke taman dekat rumah Putri. Di perjalanan itu
kami saling mengobrol. Cerita tentang masa-masa lalu sewaktu di sekolah yang
begitu indah. Tapi Putri selalu mengeluh dan menyesal berpacaran dengan Dimas.
Tentang kepalsuan cintanya. “ kamu yang sabar Put. Tuhan selalu sayang sama
kita semua. Cinta Tuhan selalu ada setiap saat untuk kita semua. Pasti ada
hikmah dibalik ini semua Put. Tuhan memberikan cobaan ke manusia tidak akan
sampai melebihi batas dari kemampuan manusia itu sendiri.” Jelasku untuk
meyakinkan Putri yang sangat tertekan dalam menghadapi masalahnya. “ iya Fen.
tapi aku sangat tertekan dengerin omongan orang-orang di kampungku yang sangat
kasar padakudan pada mamaku juga. Aku gak kuat lagi hidup di dunia ini Fen.” Jawab
Putri yang menangis dan sambil berjalan bersamaku menuju taman. “ kamu yang
sabar ya Put. Aku akan selalu disampingmu untuk menyemangatimu lagi yang
terpenting kamu harus bangkit lanjutkan hidupmu yang lebih baik lagi.” Ucapku
dengan memegang kedua tangan Putri yang sedang menangis. Akhirnya tibalah kami
di taman. Lalu kami duduk di taman yang sangat indah itu. Lalu kamipun
melanjutkan obrolan kami lagi. “ Put, kamu jangan nangis lagi ya. Nanti kamu
sakit Put?”. Ucapku dengan mengusap air matanya. “ makasih banyak yan Fen. kamu
sudah banyak bantu aku dan mamaku juga. Kamu juga sangat peduli sama aku”. Ucap
Putri dengan nada lemas yang sedang menatapku. “ iya sama-sama Put itu sudah
kewajiban antar sesame teman untuk saling membantu. Aku juga mau ngomong
sesuatu ke kamu Put”. Ucapku dengan menatap kedua matanya yang berlinangan air
mata. “ emang kamu mau ngomong apa Fen?”. tanyanya dengan menatapku. “ aku… aku
mau ngomong sesuatu. Aku harap kamu gak marah ya? Aku mau ngungkapin perasaanku
ke kamu yang dulu pernah kamu tolak. Aku sayang sama kamu Put. Aku sangat
mencintai kamu. Kamu mau kan suatu saat menjadi istriku?”. Ucapku dengan
memegang kedua tangannya dan menatap kedua matanya yang berlinangan air mata. “
hahhh… ehemm-ehem… kamu kenapa pilih aku Fen? kan masih banyak wanita yang
lebih baik daripada aku. Aku juga sedang mengandung anak orang dan aku sudah
gak suci lagi Fen.” jawabnya dengan nada lemas sambil menatap mataku. “ memang
di luar sana banyak yang lebih cantik dan baik tapi aku gak bisa ngelupain
cintaku ke kamu. Aku gak bisa pindah ke lain hati Put. Aku sangat mencintaimu.
Dan cintaku sangat tulus buat kamu Put. Sejak kamu menolakku hatiku hancur aku
gak bisa mengungkapkan cinta ini lagi ke lain wanita. Aku hanya bisa mengingat
senyumanmu dan tawamu. Itu yang sering dating di dalam mimpi indahku. Bagaimana
kamu bisa menerimaku dengan cinta yang ku bawa untuk kamu Put?”. Jelasku kepada
Putri yang sedang menatap indah matanya dan lagi-lagi dia bersedih. “ kamu
yakin ta Fen? kamu gak salah memilih aku. Mencintaiku itu bukan pilihan yang
tepat Fen. dulu aku pernah menolak dan menghina kamu. Kamu kenapa tak dendam
padaku? Malah sebaliknya kamu sangat baik padaku dan keluargaku.” Ucap Putri
dengan kagetnya ketika mendengarkan penjelasanku. Dan lalu dia menangis sambil
menatap kedua mataku. “ semenjak kamu menghina aku dan tak membalas cintaku.
Aku harus lebih bersemangat untuk melanjutkan hidupkuyang lebih baik dan aku
tidak pernah punya rasa dendam sedikitpun ke kamu. Malahan aku banyak bersyukur
bisa bertemu kamu lagi karena masalah ini. Apapun keadaanmu cinta dan kasihku sangat
tulus buat kamu Put. Dan aku sudah melupakan masa-masa yang lalu, yang lalu
biarlah berlalu. Yang terpenting aku akan selalu disampingmu.” Jelasku pada
Putri dengan memegang pipinya dan menatap kedua bola mata Putri yang sedang
menangis. “ makasih ya Fen, kamu sudah mencintaiku begitu tulus. Aku gak tau
mau ngomong apa? Aku Cuma bisa menjawab Bismillahhrrahmanirrahim aku siap jadi
istrimu. Semoga kamu bisa melindungiku dengan anakku juga ya Fen. aku mencintai
kamu Fen.”Jawabnya dengan penuh keharuan diwajahnya. “Alhamdulillah. Makasih
sudah menerimaku menjadi suamimu Put. Aku akan selalu menjagamu dan anakmu. Aku
akan berusaha menjadi ayah yang baik bagi anak kita. Semoga cinta kita abadi
selamanya.” Ucapku dengan menitihkan air mata kebahagiaan dan penuh keharuan
dan kami saling berpandangan. Lalu kami bergegas untuk pulang karena hari sudah
mulai menjelang sore. Dalam perjalanan kami banyak mendengarkan makian dan
hinaan dari tetangga dan orang –orang di kampung Putri. Sangat ironis sekali melihat perilaku manusia
yang sangat membenci salah satu manusia karena kesalahan yang dulu sepertinya
tidak dimaafkan oleh masyarakat lain. Dalam perjalanan aku melihat Putri
menangis dia mengusap air matanya berkali-kali sambil berjalan pulang. Lalu
akupun memeluk erat tubuhnya dan terus berjalan menuju rumahnya. Akhirnya
tibalah kami dirumah yang disambut oleh ibunda Putri. Aku sempatkan untuk
mengobrol dengan ibunya. Dan Putri mulai menuju kamarnya dengan berjalan pelan
dan lemas untuk ganti baju. 15 menit kemudian terdengar suara ramai dari luar
rumah. Lalu aku dan ibu Putri keluar rumah untuk melihat apa yang sedang
terjadi di luar sana. Ternyata yang aku lihat banyak sekali warga yang berdemo
untuk mengusir Putri yang sudah menjadi aib di desa ini dan sepertinya Putri
tidak bisa dimaafkan lagi oleh warga disini. Lalu Pak lurah mencoba menenangkan
warganya yang berteriak-teriak seperti mengusir jin saja. “ tenang bapak-ibu.
Harap tenang semua ya. Tolong jangan main hakim sendiri ya bapak dan ibu. Ini
Negara hukum. Siapapun punya hak.” Kata bapak Lurah dengan meyakinkan warganya.
“ iya pak. Tapi dia adalah aib di desa ini. Kami sangat benci dengan adanya
Putri di desa ini. Betul kan bapak-ibu?”. “ betul… betul ayo usir dia.” sambung
warga yang penuh amarah untuk mengusir Putri dari desa ini. “ tenang-tenang
sekali lagi biar saya yang akan bicara pada keluarganya. Tolong beri saya
kesempatan bapak-ibu untuk membicarakannya.” Jawab pak Lurah yang mencoba
menenangkan warganya. Lalu pak Lurah menuju ke dalam rumah dan akupun bertanya
padanya. “ ada apa Pak Lurah? Kok ada demo-demo begini?”. Tanyaku dengan penuh
penasaran. “ gini mas dan ibu warga ingin mengusir saudari Putri dari desa ini.
Karena mereka menganggap Putri adalah aib buruk di desa ini”. Jawab pak Lurah
dengan memegang pundakku. “ seburuk itukah pak Lurah sampai perbuatan Putri
tidak bisa dimaafkan dengan warga.” Tanyaku dengan memohon pada pak Lurah. Lalu
Putripun keluar dari kamarnya karena mendengar percakapan kami. Lalu dia
menangis dan lalu dia dipeluk oleh mamanya. Suasana tersebut bisa dikatakan
sangat mengharukan. “ iya mas. Warga disini kalau tidak diikuti kemauannya.
Takutnya mereka menggunakan kekerasan pada Putri.” Jawab Pak Lurah dengan
memegang pundakku dan menatapku. “ bagaiman bu?”. tanyaku kepada ibunya yang
sedang menangis dan sambil memeluk Putri. “ lebih baik kami keluar saja dari
sini untuk sementara waktu. Kalau Putri pergi ibu juga akan pergi dengan Putri
juga.” Jawab ibu dengan nada lemas dan menitihkan air mata. “ baiklah bu. nanti
kita pikirkan lagi bu.” Jawabku pada ibunya . “ iya besok kami akan pindah dari
desa ini pak.” Jawabku pada pak Lurah. “ mohon maaf ya bu dan dek Putri. Kami
mohon maaf sebesar-besarnya atas perilaku warga disini ?”. Ucap maaf dari pak
Lurah dan saling bersalaman. Lalu pak Lurah mencoba berbicara kepada warga
bahwa Putri akan pergi dari desa ini. Dan lalu pak Lurah membubarkan demo warga
kampung. Akhirnya wargapun bubar. Lalu kami masuk kedalam rumah. Aku
berinisiatif untuk menginap di rumah Putri. Karena besok mereka akan pergi dan
akupun diizinkan untuk bermalam di rumah Putri. Ibu Putripun mengantarkan dia
ke kamarnya yang terus menangis tiada henti-hentinya. 20 menit kemudian ibupun
menghampiriku dengan membawa bantal menuju sofa. Tempat aku tidur. “ nak, ini
bantalnya ya buat kamu pakai tidur. Besok kita pergi kemana nak? Di sini ibu
dan Putri tidak punya saudara nak? Ibu bingung nak. Kasihan Putri nak.” Ucap
ibu dengan raut muka yang begitu bingung. “ tenang saja bu. besok kita pergi
kerumah saya saja bu sembari menunggu Putri melahirkan anaknya. Kasihan dia bu
Putri terlihat sangat tertekan dengan masalahnya.” Jawabku dengan nada
menenangkan ibunya. “ terima kasih banyak ya nak. Kamu sangat banyak sekali
membantu kami. Semoga Tuhan membalas yang lebih baik untuk semua perbuatanmu
nak.” Ungkap ibu yang disertai senyuman kecil kepadaku. akhirnya ibupun menuju
kamar Putri untuk menemani sampai Putri tidur. Tengah malam aku mendengar suara
dari seorang wanita yang menangis-nangis berdoa kepada Tuhan untuk diberikan
kekuatan dalam menghadapi masalah ini. Lalu aku terbangun untuk mengintip suara
apa yang terdengar dari dalam kamar Putri. Ternyata ibunda Putri yang sedang
berdoa untuk anaknya dan menangis kepada Tuhan semoga diberikan jalan
terbaikNya. Lalu aku menuju ke kamar mandi mengambil wudhu untuk menunaikan
sholat malam. Setelah itu akupun berdoa semoga Tuhan memberikan jalan keluar
yang terbaik dan semoga kami bisa mengambil hikmahnya dalam masalah ini.
Pagipun
menjelang kami akan bergegas untuk pergi dari rumah ini. Mungkin ibu akan meninggalkan
rumah ini untuk sementara. Ibupun berkemas
Putripun mulai berkemas dan aku sedang menunggu mereka di ruang tamu.
Lalu aku menuju kekamar Putri untuk membantunya berkemas pakaiannya yang akan dibawa ke dalam tas. Terdengar
di luar rumah banyak warga yang ramai menunggu Putri dan lebih parahnya lagi
mereka menghina dengan kata-kata tak sepantasnya diucapkan. Warga menunggu kami
keluar dari rumah kami dan desa ini. Akhirnya kami selesai berkemas lalu aku
membawa tas yang berisi pakaian Putri. Kami berjalan menuju keluar dan mulai
meninggalkan rumah. Ketika kita mulai beranjak meninggalkan rumah banyak orang
yang berdiri yang mulai menghina Putri. Putripun dipeluk dengan ibunya. Pak Lurah
berkali-kali menenangkan warganya tetapi apa daya banyak warga yang datang
hanya untuk menghina seseorang yang pernah membuat salah dalam hidupnya. Putri
dan ibunya menangis sambil terus berjalan untuk meninggalkan desanya. Akhirnya
20 menit kemudian kami sudah keluar dari kampung Putri tinggal. Lalu kami
menuju kerumahku dengan menggunakan bemo. 1 jam kemudian kami sampai dirumahku
yang jaraknya cukup jauh desanya Putri. Lalu kami menuju kerumah aku melihat
ayah yang masih terlihat begitu sibuk di toko reparasinya. “ assalamualaikum yah?”
panggilku kepada ayah yang ada di rumah dan tokonya. “ waalaikumsalam. Fen kamu
sudah pulang. Kemarin kenapa kok gak pulang fen? ini siap Fen.” Tanya ayah
dengan bersalaman pada Putri dan ibunya. “ oh yah ini kenalkan ini temanku
namanya Putri dan ini adalah ibunya. Mereka lagi terkena musibah yah. Nanti aku
ceritakan lagi yah. Biar mereka istirahat dulu di kamarku.” Ucapku dengan
meyakinkan dan menatap ayah. “ oh iya-iya silahkan bu.” ucap ayah sambil
menunjukkan kamar yang untuk tempat beristirahat. “ ayo silahkan bu, Put.
Istirahat dulu saya mau keluar beli sarapan dulu ya bu.” ucapku mengantar
mereka ke kamarku lalu aku menuju keluar untuk membeli sarapan. “ yah aku beli
sarapan dulu .”Ucapku kepada ayah. Lalu aku bergegas pergi untuk mencari
sarapan. 15 menit kemudian aku kembali kerumah dengan membawa sarapan. Lalu
kami berkumpul di ruang tamu untuk mulai menyantap sarapan yang sudah aku beli.
Setelah kami sudah menghabiskan sarapan ibu dan Putri ku persilahkan
beristirahat. Lalu aku membereskan piring-piring makanan. Setelah itu aku
menuju ke sofa di ruang tamu tiba-tiba ayahpun menghampiriku. “ Fen kamu bisa
jelaskan ada masalah apa kamu sama temanmu?”. Tanya ayah dengan kebingungan. “
gini yah temanku lagi kena musibah. Dia hamil diluar nikah yah. Dan mereka
telah diusir oleh warga dikampungnya. Dia adalah cinta pertamaku sewaktu
disekolah yah. Aku berniat ingin membantu dia dan ibunya. Aku mohon dengan
sangat yah? Supaya bisa tinggal sementara di sini yah?”. Jawabku dengan
meyakinkan ayah. “ kalau ayah boleh-boleh aja nak. Tapi ayah harus izin ke Pak
RT dulu takutnya gak enak sama tetangga-tetangga lainnya.” Ucap ayah dengan
menatap cemas padaku. “ iya yah maksih. Nanti aku akan ikut ke pak RT yah. Aku
akan jelaskan semuanya supaya Putri tetap tinggal disini yah.” Jawabku dengan
menatap optimis dan meyakinkan ayah. Lalu kami bersiap-siap untuk kerumah pak
RT. Setibanya di rumah pak RT ayah meminta izin dan lalu disambung denganku
untuk menceritakan tentang Putri dan ibunya. “ begini pak kalau mereka bisa
tinggal disini dengan status sementara saya izinkan karena saya tau dia sedang
hamil tapi warga disini takut tidak bisa menerima kehadiran mereka.” Jelas pak
RT dengan raut muka cemas dan tegas. “
jadi bagaimana pak? Mungkin ada cara lain?” tanyaku dengan kebingungan.
“ ada sebenarnya mas tapi solusi ini mustahil dilakukan.” Jawab beliau dengan
nada lemas. “ apa pak? Aku hanya ingin melihat Putri melahirkan anaknya. Karena
begitu sangat tertekan dalam masalahnya mohon pak.” Ucapku dengan penasaran dan
memohon pada beliau. “ dek Fendi ya harus menikahi teman dek Fendi yang sedang
hamil itu. Tapi ini solusi yang paling mentok. Gak ada pilihan lagi dek.”
Jelasnya dengan nada tegas dan menatap padaku. “ baik pak. Kalau hanya itu
solusi terbaiknya. Aku akan siap menikahinya …..” ucapku yang belum selesai
lalu tanganku ditarik oleh ayah menuju ke luar rumah. “ apa-apaan kamu Fen. jangan langsung ambil
keputusan Fen. kamu jangan bodoh hanya untuk membantu temanmu sendiri kamu
sampai korbankan diri kamu untuk menikahinya.” Bentak ayah yang sedang
memarahiku. “ yah aku minta maaf untuk kali ini keputusanku sudah bulat. Putri
adalah cinta pertamaku sewaktu disekolah. Aku sangat mencintai dia cintaku pada
dia sangatlah tulus. Akupun gak bisa melupakan dia yah. Mungkin inilah takdir
Tuhan yang telah dipertemukan lagi dengan dia. Mohon maaf yah. Aku sangat
sayang ayah tapi aku ingin bahagia dan bisa membangun keluarga seperti ayah.
Aku ingin bahagia dengan pasanganku. Aku hanya mau itu yah. Tolong restui kami
yah?” ungkapku dengan memohon dan menatapnya. “ iya nak. Ayah ngerti. Tapi kan
gak gini caranya. Ayah gak mau kamu buru-buru membuat keputusan karena ini
untuk kebaikanmu juga nak.” Jawab ayah dengan nada sedikit lemas dan mulai
tenang. Lalu kami pamit pulang pada pak RT dan kami bicara pada beliau kalau
kami rundingkan lagi. Pak RT mengizinkan Putri dan ibundanya tinggal 3 hari
sampai rundingannya itu disepakati bersama.
3
hari kemudian.
Ayah mengajak Putri, ibunya dan lalu
ayah memanggilku. Lalu kami memusyawarakan tentang keputusanku 3 hari yang lalu
untuk menikahi Putri. Kamipun merundingkannya. Pertama ialah keputusan ayah
kutunggu persetujuan dari ayahku. “ begini bu. saya ingin menikahi Putri.
Sebenernya saya sudah mencintai Putri dan suka sama dia sewaktu kita masih
duduk di sekolah. Saya akan menjaga dan melindungi Putri. Apa ibu akan merestui
hubungan kami berdua.” Ungkapku dan
tanyaku kepada ibunda Putri. Ibundapun terkejut dan menangis memeluk Putri. “
hemm… kalau ibu apa yang terbaik saja buat Putri ibu selalu setuju nak. Tapi
terserah dari Putri saja nak.” Jawab ibu sambil menangis dan lalu beliau
bertanya kepada Putri yang sedang menangis juga. “Bismillahirrahmannirrahim aku
terima bu. aku juga sangat mencintainya. Semoga kamu menerima keaadaanku yang
begini dan bisa menerimaku apa adanya Fen. semoga kamu bisa menjadi imamku.”
Jawab Putri kepada ibundanya dan ucapnya menuju padaku. Dan lalu ibunya pun
menangis dan memeluknya di dalam kalutan kesedihan. “ terima kasih ya bud an
terima kasih ya Put kamu telah menerimaku sebagai suamimu. Inshaa Allah aku
akan berusaha menjadi imam yang baik bagi keluarga kita.” Jawabku pada Putri dan ibunya. “bagaimana yah?
Apa ayah merestui hubungan kami berdua. Mohon ya yah restui kami dalam
menjalani hidup yang lebih baik dan bisa bersama yah.” Tanyaku dengan memohon
kepada ayah. “ hemm…. Jadi begini ketika ayah pikir-pikir lagi. Mungkin ini
yang terbaik buat kamu Fen. ayah Cuma ingin yang terbaik buat anak semata
wayang ayah. Dan ayah gak mau sampai anak ayah kehilangan kebahagiaannya karena
keegoisan ayah. Jadi keputusannya ayah akan merestui hubungan kalian berdua
untuk menjadi suami dan istri yang sakinah mawada dan warohmah.” Jelas ayah
yang menatap mataku dan lalu memegang pundakku. Lalu ayah mengambil tanganku
dan tangan Putri lalu disatukan berpeganganlah tangan kami bersama. Akhirnya
kamipun berniat pergi ke rumah pak RT untuk meminta izin pernikahan yang akan
diadakan di desaku. Ya mungkin kecil-kecilan saja yang penting barokah dan kami
mempunyai status. Setibanya di rumah pak RT kami bahas tentang pernikahanku
dengan Putri yang sudah direstui oleh keluarga masing-masing dari kami berdua. “
maksud kedatangan kami kesini ingin menikahkan anak kami pak.” Ucap ayah pada
pak RT. “ baik pak, kami akan membantu acara pernikahannya pak, kalau boleh tau
kapan acaranya akan dimulai pak?” Tanya pak RT kepada ayahku dengan tersenyum. “
iya lebih cepat lebih baik pak, 2 hari lagi saja pak acara pernikahannya akan
di mulai. Bagaimana pak?” Tanya ayah kepada pak RT. “ baik pak. Kami akan
membantu proses pernikahannya.” Jawab pak RT. “ kami ingin acaranya
kecil-kecilan saja pak. Biar orang lain begitu banyak omongan negative ke pihak
yang wanita dari warga disini.” Jelas ayah yang memohon kepada pak RT. “ baik
pak kami akan usahakan mengundang orang-orang tertentu saja. Dan nanti saya
bantu mencari penghulunya.” Jawab pak RT. “ makasih banyak pak RT atas semua
bantuannya. Nanti acaranya dilaksanakan di rumah saya saja pak.” Ucap ayahku
sambil berjabatan tangan dengan Pak RT. “ baik pak. Sama-sama pak. Memang
seharusnya tugas RT membantu warganya yang butuh bantuan. Dan kami siap
membantu pak.” Jawab pak RT dengan tersenyum. “ terima kasih sekali lagi pak RT
atas semua bantuannya.” Jawabku dengan tersenyum. Pernikahanpun tiba. Aku dan
Putri mulai berias wajah dan mulai memakai gaun pernikahan yang telah aku pesan
di toko busana. Lalu pak RT, penghulu dan sebagian sesepu didesaku mulai
berkumpul di ruang tamu untuk menikahkan kami. Kamipun mulai berjalan menuju
ruang tamu yang sedang diantar oleh orang tua kami masing-masing. Lalu kami
duduk di kursi yang sudah di siapkan
untuk mempelai pria dan wanita dan tepat di depan tamu tersebut. Dan kamipun mulai duduk di depan penghulu dan
mulai diucapkan ijab qobul dan lalu diteruskan olehku. Setelah semua saksi
mengatakan sah. Akupun langsung mencium kening Putri dan diapun mencium
tanganku. Putripun dan aku juga mulai berlinangan air mata ketika aku menatap
kedua bola matanya yang sangat indah. Aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dan
telah diikat oleh tali pernikahan.
1
bulan kemudian. Ternyata tak terasa waktu cepat berlalu aku telah menikah
dengan Putri. Karena selama sebulan kami isi waktu demi waktu dengan canda tawa
dan suka ria walaupun sesekali dia terbaring lemah di kamar karena kondisinya
yang sedang hamil dan membutuhkan istirahat yang lebih banyak untuk menormalkan
bayinya dan kondisi dia. Dan aku selalu bersamanya selalu disampingnya melihat
senyum indahnya dan kulihat wajahnya yang bersinar dan kulihat helaian rambut panjangnya
dan kedua matanya yang cantik nan indah.malam pun tiba aku pulang dari kantor
akupun menuju kekamar untuk melihat istriku yang sedang tertidur pulas. Aku
melihat sinar-sinar indah dari wajahnya. Lalu aku duduk disampingnya. Dan lalu
dia tiba-tiba terbangun dan melihatku. Lalu dia mencoba bangun dari tempat
tidurnya.” Hei mas… kamu sudah pulang? Makan dulu ya mas?” ucap istriku yang
mulai mengangkat badannya untuk bangun dari tempat tidurnya. “ sudah dek! kamu
gak usah bangun, lanjutin aja tidurnya. Mas juga sudah makan di luar kok dek.”
Jawabku dengan mengusap pipinya. “ maaf ya mas aku ketiduran? Aku kecapekan
tadi habis bersih-bersih rumah.” Ucap Putri padaku yang sedang memegang
tanganku. “ gak apa dek. Kamu gak pernah salah kok dek. Walaupun kamu buat
kesalahan mas selalu maafin kamu dek. Aku sangat beruntung mempunyai istri
sepertimu. Tuhan memang adil selalu ada hikmah dibalik cobaanNya.” Jawabku
dengan memberikan senyuman kepadanya.” Iya mas. Aku juga sangat mencintai mas.
Terima kkasih atas semuanya ya mas. Mungkin kalau waktu bisa diputar aku akan
memilih kamu untuk menjadi pendamping hidupku sebelum masalah ini terjadi.
Maafkan kesalahanku dulu waktu aku menolak kamu dan menghina kamu ya mas?”
ungkap istriku dengan rasa menyesal dan bersedih. “ sudahlah dek.. jangan bahas
yang dulu-dulu lagi. Sudah lama aku maafin kamu dek. Selama ini cintaku masih
tulus buat kamu gak berkurang sedikitpun”. Jawabku dan mengelus keningnya dan
sambil tersenyum padanya. “ yaudah sekarang lebih baik kamu lanjutin lagi
tidurnya. Oh ya besok mas bakal kasih kamu kejutan dek.” Sambungku. “ iya mas
aku lanjutin tidur ya. Mas mau kasih kejutan apa?” tanyanya dengan penuh
penasaran dan tersenyum. “ liat besok aja dek. Kamu sekarang tidur aja dulu?”
ucapku dengan memberikan senyuman kecil. “ iya mas selamat malam ya.” Jawabnya
dengan mulai membaringkan badannya. “ selamat malam juga sayang.” Jawabku
sambil menata selimut untuk menutupi badannya.
Pagi
haripun tiba aku akaan bersiap-siap untuk mengajak istriku jalan-jalan. Biar
gak jenuh dirumah tiap hari. Istriku menerima ajakanku untuk jalan-jalan. Lalu
kami berjalan-jalan keliling kota. Sudah 3 jam kami berjalan bersama sangat tak
terasa waktupun menjelang siang. Kamipun bergegas menuju pulang ke rumah. 20
menit kemudian kami sampai di rumah. Aku menyuruh Putri masuk dulu nanti tas
belanjaannya aku yang akan membawa. Lalu ibunda Putri dan ayahku memberikan
kejutan pada Putri bahwa hari ini dia ulang tahun yang ke 24 tahun. Dan akupun
berlari menuju kedalam rumah dengan membawa tas belanjaan. “ selamat ulang
tahun…. Selamat ulang tahun.. serta mulia. Selamat ulang tahun ya Putri. Semoga
bertambah panjang umurmu selalu sehat dan semoga kamu selalu dalam lindungan
Tuhan ya.” Ungkap kami pada Putri dengan bersuka ria dan saling tersenyum
padanya. Lalu tiba-tiba dia menangis karena terkejut dan sangat senang mendapat
kejutan yang membuatnya bahagia. “ ayo sayang… ikut aku ke kamar kita.” Ucapku
dengan menuntun Putri menuju ke kamarnya. Dan dia sangat terkejut melihat
banyak kupu-kupu kertas, bunga, coklat dan boneka yang memenuhi kamarnya. “ aku
gak bisa ngomong apa-apa lagi mas. Makasih ya mas buat semua kejutannya.”
Ucapnya dengan menangis dan langsung memelukku. “ iya dek. Mas juga banyak
terima kasih telah menerima mas selama ini.” Jawabku dengan memeluk Putri yang
sedang menangis. Setelah itu kami jalani kehidupan bersama dengan sangat
bahagia sudah 2 bulan ini kami melewati suka duka bersama.
Pagi ini aku ingin mengajak istriku
olahraga pagi karena aku juga sedang libur. Kamipun mulai bergegas untuk
olahraga pagi. Setelah itu kami berjalan-jalan keliling kampong dan lalu kami
melewati sekolah kami sewaktu dulu. Kami mengingat masa lalu saat-saat masih
berseragam putih abu-abu. Hari menjelang siang sudah 1 jam kami berjalan-jalan
pagi waktunya pulang. Dalam perjalanan pulang kami sebentar lagi akan tiba di
rumah. Tiba-tiba istriku merintih kesakitan dan memegang perutnya yang sedang
hamil.” Kamu kenapa yang?” tanyaku dengan panik. “ perutku mas sudah mulai gak
enak mas.” Jawabnya dengan nada lemas dan lalau merintih kesakitan menangis.
Lalu aku menggendongnya Putri sampai kerumah. Aku sangat panik saat itu. Aku
sangat tidak menyangka Putri merintih kesakitan. Sesampainya di rumah ayah dan
ibupun sangat panik melihat kondisi Putri yang tetidur lemas yang ada dalam
pelukan tanganku. Lalu aku menuju kamar untuk membaringkan istriku yang sedang
kesakitan. Setelah itu aku langsung menuju ke puskesmas dekat rumah untuk
mencari bidan. Lalu aku antar bidan ke rumahku, dan aku tunjukkan istriku yang
sedang kesakitan. Bu bidanpun langsung memeriksa keadaan istriku. “ bagaimana
keadaan istri saya bu?” tanyaku dengan penuh penasaran sambil mengusap keringat
di kening istriku. “ tenang pak… kondisinya lumayan baik. Hanya saja karena
bayinya pak. Ibu Putri siap melahirkan pak.” Jawab bu bidan dengan menatapku
yang sedang menyiapkan alat-alatnya untuk melahirkan. “ baik bu. tolong bantu
istri dan anak kami?” ucapku dengan memgang tangan kiri istriku. “ tolong bapak
dan ibu keluar karena proses melahirkan akan segera dimulai sebaiknya tidak
banyak orang di kamar ini takut mengganggu pasien. Cukup suaminya saja yang
berada disini.” jelas bu bidan pada ayah dan ibunda Putri dan juga tetangga
yang mulai berdatangan. Lalu bu bidan mulai menyiapkan alat-alatnya dan akupun
duduk mendampingi istriku. Aku hanya bisa memberikan semangat dan mendoakan
istriku supaya dia bisa melewatinya. “ semangat ya sayang aku disampingmu. Aku
selalu menunggumu sayang. Kamu pasti bisa. Aku yakin kamu bisa yang.” Ucapku
kepada istriku tercinta dengan mengelus pipi dan keningnya yang berkeringat
menahan kesakitan. Bidanpun terus mengusahakan bayinya sampai keluar. Aku tak
putus-putusnya memberikan banyak doa supaya istriku semangat dan Tuhan selalu
melindungi dia. Aku pun menangis melihat istri yang sedang merintih kesakitan
dan dia memegang erat tanganku mendorong bayinya untuk keluar. 4 jam kemudian
perjuangan istrikupun dibayar lunas dengan kehadiran bayinya yang cantik dan
imut. Akupun menggendongnya dan menunjukkan pada istriku buah hatinya telah
lahir di dunia dengan selamat dan sangat sehat dan cantik seperti ibunya. Dia
pun menangis dan menggendong buah hatinya yang sedang menangis di dalam
pelukannya. Akupun juga memeluk istri dan anakku yang sangat aku cintai. “ kamu
berhasil sayang, bayinya cantik seperti ibunya.” Ucapku dengan tersenyum sambil
memeluk istriku dan anak kita. “ iya mas makasih kamu selalu berada di
sampingku.” Jawabnya dengan nada lemas dan menangis dengan menatap bayinya.
Lalu ayahku dan ibunda Putri masuk dan menangis melihat Putri sedang memeluk
anaknya lalu ibunyapun langsung menggendong bayinya yang ada di dalam pelukan
Putri. Tiba-tiba Putri memegang tanganku dan diapun berkata sesuatu.” Mas, aku
minta maaf dan aku mohon jaga bayiku aku tidak mau bayiku seperti aku. Tolong
jaga ya mas? Aku sangat mencintaimu mas.” Ucapnya kepadaku dengan nada lemas
yang memegang erat tanganku dan menatapku penuh kesedihan. “ apa yang kamu
bicarakan? Jangan bicara gitu sayang. Kamu pasti sehat kembali dan kita akan
bermain bersama lagi. Kita akan jaga bersama buah hati kita sampai dia dewasa.”
Jawabku dengan memarahi Putri dan meyakinkan dia yang sedang menangis. Akupun
langsung berdiri dan mencium keningnya. “ Fendi kekasihku… Fendi kekasihku..
Fendi kekasihku.” Ucapnya dengan nada lemas lalu tiba-tiba dia, tanpa aku
sadari dia telah menutup matanya dan ungkapan itu adalah kata-kata terakhirnya
padaku. lalu aku langsung memanggil bidan untuk memeriksa kondisi istriku
tetapi bidanpun memeriksa dan lalu menggelengkan kepalanya jika istriku telah
meniggal. Akupun menangis menatap wajahnya yang sanagt pucat dan ada bekas air
mata akupun mengusap air matanya mengusap wajahnya lalu aku mencium keningnya
untuk yang terakhir kalinya. Aku akan selalu berdoa semoga istriku mendapat
tempat yang paling indah di alam sana.
2 hari kemudian setelah penguburan
istriku selesai. Aku akan berusaha bangkit dan mulai bekerja lagi dan menatap
kehidupan yang lebih baik lagi. Akupun bersiap-siap pergi ke kantor lalu aku
memasukkan berkas-berkas ke dalam tas. Tiba-tiba aku lihat sebuah amplop dan
lalu aku mengambilnya ternyata didalamnya ada sepucuk surat. Lalu akupun
membuka dan mulai membacanya. “ untuk suamiku tersayang. Aku mau mengungkapkan
banyak-banyak terima kasih atas semuanya. Kamu telah memberikan banyak
pelajaran tentang hidup dan arti cinta yang sebenarnya. Aku gak menyangka kamu
adalah orang yang paling tulus mencintaiku di setiap waktu walaupun keaadaanku
sedang hamil karena kesalahanku yang telah mencintai orang yang salah. Mohon
maafkan aku suamiku atas semua kesalahanku dulu padamu sewaktu di sekolah. Aku
sangat salah menilaimu dengan keegoisan dan kesombonganku. Aku tak tau kamu
sangat tulus mencintaiku ternyata kamu sangat tulus mengungkapkannya dan bisa
menerimaku saat ini. Aku sangat menyesal mas, seandainya waktu bisa diputar
kembali. Aku akan mencintaimu seutuhnya. Kamu adalah cinta terakhirku. Kamu
selalu memberikan senyummu padaku setiap aku lelah menjalani hidup ini. Kamu yang selalu berada di sampingku setiap
aku melewati masalah yang amat berat dan yang tak sanggup aku berdiri dan
hadapinya. Kamu selalu nenberikan semangat ketika aku lelah menghadapi semua
cobaan ini. Kau berikan banyak pengorbanan atas cinta dan kasihmu padaku. Aku
tak mampu membalasnya. Aku hanya bisa mencintaimu dengan sangat tulus dan
tersenyum canda tawa bersamamu aku hanya bisa membalas dengan hal kecil itu. 2
bulan kita menikah seperti 200 tahun aku hidup bersamamu suka duka kita lewati
bersama. Aku sangat nyaman di pelukanmu. Hidupku mungkin sudah hancur dan masa
depanku sudah musnah tetapi pertemuan dan pernikahan kita membangun dan
mempersatukan hidupku yang sudah hancur tak terbentuk lagi. Jikalau aku nanti
tak bersamamu lagi tetapi cintaku abadi untukmu. Sekali lagi aku ucapkan banyak
terima kasih. Semoga cinta kita abadi sampai akhir hayat ini dan sampai maut
memisahkan kita. Putri istri tercintamu.” Lalu aku mulai menangis dan memeluk
surat tersebut. “ terima kasih istri tercintaku terima kasih ats cinta yang
telah engkau berikan padaku. Terima kasih atas semuanya sayang. Semoga kamu
tenang di alam sana. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat kamu. Dan anak kita
akan selalu kujaga sampai dia besar nanti dan cantik seperti ibunya.” Jawabku
dengan menangis dan sambil memegang sepucuk suratnya.
Banyak hal yang baik yang kita hadapi
begitupun sebaliknya. Tapi kebanyakan hal buruk pasti dibalas dengan keburukan begitu
juga dengan kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Kadang kita selalu
memikirkan hal buruk seseorang kepada kita daripada kebaikan yang mereka pernah
beri kepada kita. Tanpa kita sadari adanya kebaikan karena adanya keburukan.
Tergantung darimana kita akan berbuat mencoba menanam pohon apel untuk menuai
buah apel yang manis tetapi kalau kita menanam pohon apel berbuah jeruk kan
pasti tak mungkin ini hanya kiasan semata maksudnya kalau kita mencoba dari
sekarang menanam kebaikan kecil Inshaa Allah akan menuai kebaikan yang sangat
indah dan manis. Dalam cerita ini adalah Tuhan yang menyatukan mereka dan cinta
yang mempertahankan mereka. Kasih kasih sayang yang memberikan kita kesabaran
dalam melewati semua cobaan dan masalah di dunia ini. Kita hanya perlu
mengikhlaskan apa yang harus kembali padaNya.
“ aku tak bisa dipahami
dengan ilmu pengetahuan dan meditasi belaka, aku hanya bisa dipahami dengan
kasih sayang dan ketaatan” KHRISNA.
Komentar
Posting Komentar