Explore to Madura island
Explore to Madura island
This is trip one,
Tanggal 22 Desember 2016.
Ini adalah salah satu proyek saya untuk mengenalkan
madura pada dunia bahwa madura selalu punya cerita di dalamnya. Saya hari ini
melakukan trip pertama menuju salah satu kecamatan di daerah Bangkalan ialah
lebih tepatnya di socah namanya. Pertama-tama jika anda dari arah Surabaya anda
lebih dekat menggunakan kapal laut yang di sediakan oleh PT. darma Lautan. Bisa
juga kalau anda melewati jembatan Suramadu tetapi anda langsung belok kiri
sebelum jembatan layang labang anda belok dan melewati kecamatan Labang, Jukong
dan Kamal. Lalu anda bisa menemui kecamatan socah. Kita ulas sedikit tentang
sejarah Socah. Dulunya kecamatan ini ada seorang putri yang buta tetapi setelah
Putri itu melakukan perjalanan dan melewati kecamatan ini lalu ada sumber mata
air ini dan dia mencuci mukanya dan tak terasa dia mengalami perubahan yang
aneh ialah mata si putri normal kembali dan bisa melihat lagi. lalu dia menamai
Socah yang berarti mata, Socah ialah bahasa halus dari Madura yang berarti
mata.
Kali ini saya akan menuju kec. Socah untuk mendatangi
salah satu objek wisata yang salah satu peninggalan Belanda. Sebelum itu saya menuju
ke rumah teman saya sebagai pemandu untuk berkeliling di daerah ini kebetulan
dia juga orang sini dia bernama Eko. Sesampainya dirumahnya kami
berbincang-bincang untuk menentukan rutenya dan tempat-tempat wisata di kawasan
daerah ini. setelah berbincang setengah jam lamanya jam sudah menunjukkan jam
09.00 WIB kami bisa menentukannya. Pertama-tama kami akan menuju Mercusuar
ialah tempat yang berbentu tugu yang tinggi fungsinya pemberi sinyal lampu pada
kapal-kapal laut. Anda cukup menempuh jika dari arah Socah kotanya anda
membutuhkan 20 menit jika menggunakan
alat transportasi seperti mobil atau sepeda motor menuju ke Mercusuar ini. Sesampainya
di Mercusuar ini saya berfoto-foto dan mengabadikan memori karena sudah pernah
ke sini. Ini info yang saya dapat dari salah satu narasumber yang menjaga
mercusuar ini. Mercusuar Sembilangan ini berdiri 1879 di desa Sembilangan kec. Socah. Bangunan ini dibangun oleh
Pemerintah Belanda ZM. Willian III.
Mecusuar ini berdiri di sebuah desa bernama desa Sembilangan kec. Socah
sekitar 6 km dari kota Kabupaten. Orang-orang di daerah sini sering menyebut
mercusuar ini adalah “ lampu “ karena kegunaaannya yang memberikan lampu-lampu
pedar pada kapal untuk memberi informasi dan tanda-tanda kapal sedang berada
dimana ketika malam. Dulunya mercusuar ini dibangun oleh pemerintah Belanda
untuk bertujuan mengintai gerak-gerik musuh dan mercusuar ini dibangun
dipinggir pantai paling barat karena untuk bertujuan mengintai kapal musuh dari
sisi barat. Masuk kesini anda hanya perlu membayar uang parkir saja, saya tidak
usah sebut nominal ya, karena inflasi keuangan Indonesia terus naik kan…
Sialnya hari ini ketika saya ke Mercusuar ini sudah mulai difungsikan
kembali untuk memberi sinyal ke kapal-kapal, akhirnya kami tidak bisa memasuki
tugu mercusuar ini. dulu ketika masih belum difungsikan para pengunjung bisa
memasuki ke dalam mercusuar ini. tugu ini memiliki 17 lantai dan disetiap
lantai ada 2 jendela.
Ini adalah penampakan dari bangunan Mercusuar, dan yang
disebelahnya ialah pantai Sembilangan. Pantai ini terletak di sebelah utara
bangunan mercusuar, pantai ini sangatlah indah tetapi tidak ada yang mengelola
jadi seperti pantai yang tidak terurus, pantai ini sangatlah kotor dengan
sampah-sampah plastik yang ada dimana-mana. Ini adalah PR pemerintahan kota
Bangkalan untuk melakukan peremajaan tempat wisata ini, dan mengemas pantai ini
menjadi objek wisata yang menarik dan bisa dikunjungi wisatawan dari seluruh
Indonesia dan mancanegara.
Kita sekarang beralih ke bukit jaddih. Bukit ini keren
abis deh. Jika kalian kesini anda bisa melewati kecamatan Bilaporah yang
terletak di Bangkalan. Jika anda dari kota Bangkalan menggunakan sepeda motor
atau mobil, rute yang bisa anda lewati yakni dari bangkalan kearah kec kamal
atau pelabuhan ujung kamal sebelumnya kec socah kira-kira dari bangkalan kota
sekitar 8 km menuju ke pasar Bilaporah lalu belok kiri. Jika anda dari Suramadu
anda mengambil jalur alternatif melewati desa labang. Dan jika anda melewati
kapal laut anda lurus saja ke arah Bangkalan sampai menemui kec. Bilaporah lalu
belok kanan. Perjalanan ke lokasi kira-kira 1jam. Lokasi ini sangat diburu oleh
para wisatawan karena keunikan bukit ini. selain itu, disana banyak alat
pengangkut berat seperti Truck, alat pengeruk batu, dan mobil pengangkut batu.
Banyaknya truck yang hilir mudik, jadi kalian harus berhati-hati jika anda
ingin ke puncak bukit Jaddih. Karena perjalanannya yang menanjak dan banyak
bebatuan yang tajam. Apalagi jika anda turun harus berhati-hati , pelan-pelan
saja karena ada keluarga yang menunggu anda dirumah. Sebenarnya, saya sangat
ironis melihat bukit yang tinggal separuh ini terus dikeruk karena kepentingan
perusahaan swasta mengejar keuntungan finansial. Karena itu disini tempat
pertambangan jadi untuk standart keamanan untuk wisatawan sangat rentan sekali,
jadi berhati-hatilah. Mirisnya hati saya disini tidak ada rehabilitasi untuk
alamnya, Cuma ada perkembangan tempat wisata seperti Aeng Gowe Poteh dan kolam
renang yang dikembangkan oleh perusahaan swasta untuk mencari financial juga.
disana ada objek yang keren banget ialah danau biru tiket masuknya 10 ribu
rupiah saja, murah bukan!
Pada awalnya bukit ini adalah lokasi pertambangan batu
kapur untuk masyarakat setempat. Namun keseringan dikeruk akhirnya menjadi
bentuk-bentuk batu yang eksotis dan adanya “Aeng Gowe Poteh” atau bahasa
Indonesianya air gua putih. Karena keindahannya yang alami membuat objek ini
dikenal dimana-mana. Wisatawanpun banyak yang berkunjung dari wisatawan lokal
Madura maupun luar Madura. Jika kalian sampai ke puncak bukit ini kalian akan
menemukan kesuburan dari bukit ini karena bukitnya masih kehijauan dan masih
bisa melihat pohon besar tumbuh. Disitu juga kalian bisa menikmati keindahan
Pulau Madura dari ketinggian. Keren dah, pokoknya!!!!
Saya kasih rute jika kalian mau kesini cekidot…
Rute menuju Bukit Jaddih Bangkalan:
- Lewat
Jembatan Suramadu dengan waktu tempuh sekitar 45 menit saja dengan jarak
15 km melewati pusat kota Bangkalan.
- Lewat
pelabuhan Kamal anda cukup menempuh perjalanan sekitar 8 km saja dengan
perkiraan waktu 15-20 menit.
Untuk tarif masuk bukit Jaddih Bangkalan:
- Pengguna
motor: tarif masuknya Rp. 5.000
- Pengguna mobil: tarif masuknya Rp. 10.000
Kalau anda ke tempat wisata ini, nah ini yang harus anda
persiapkan seperti air mineral, kacamata, topi dll. Karena di wilayah ini
sangat panas dan silau di mata. Jadi siap-siap saja sedia payung sebelum hujan.
Sebenarnya tempat ini adalah tempat wisata yang dadakan karena adanya media
sosial jadi bukit jaddih menjadi viral tentang tempat yang unik untuk
dikunjungi.
Anda pasti bertanya-tanya tentang fasilitasnya di objek
wisata ini?
Nah, ini sedikit info untuk fasilitas-fasilitasnya di
bukit jaddih ini belum ada toliet atau kamar ganti tetapi disini ada gazebo
atau bisa disebut tempat duduk yang ada atapnya dan juga ada orang yang
berjualan seperti warung menjual makanan dan minuman kadang juga ada tukang
penjual buah dan pentol yang berkeliling disekitar tempat wisata ini. Tetapi
seiring dengan perkembangan waktu jika ada rencana untuk bukit ini dijadikan
objek wisata sebaiknya fasilitasnya ditambah dan dilengkapi terutama fasilitas
tentang keamanan wisatawan. Karena yang lebih utama ialah keselamatan daripada
kenyamanan.
Dan ini adalah tujuan yang terakhir untuk trip one untuk eksplore pulau Madura. Tujuannya ialah Universitas Trunujoyo Madura yang terkenal di Madura karena pemuda-pemudi Madura ditampung di kampus ini kurang lebih ada ribuan mahasiswa dan mahasiswi. Karena dari faktor universitas yang dinaungi oleh pemerintah dan bersifat negeri akhirnya seluruh pemuda-pemudi Madura memilih Universitas ini sebagai kelanjutan pendidikannya menggapai mimpi-mimpinya. Kita ulas sejarah tentang Universitas Trunojoyo Madura merupakan kelanjutan dari Universitas Bangkalan Madura (Unibang) yang " berubah statusnya " dari Perguruan Tinggi Swasta menjadi Perguruan Tinggi Negeri berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 85 Tahun 2001 Tertanggal 5 Juli 2001. Peresmian berlangsung pada tanggal 23 Juli 2001. Dalam sambutannya KH. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, mengatakan bahwa salah satu keinginan Masyarakat Madura untuk memiliki Universitas Negeri telah tercapai. Keinginan lainnya agar pulau Madura dihubungkan dengan pulau Jawa juga telah tercapai dengan diresmikannya Jembatan Suramadu pada tanggal 10 Juli 2009 oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Keberadaan
Universitas Trunojoyo Madura seperti kondisinya yang ada saat ini, masih dalam
tahap pembenahan-pembenahan mendasar, seperti renovasi gedung perkuliahan, kantor
administrasi, kantor pusat maupun fakultas, dan prasarana kampus seperti
instalasi listrik dan air serta sarana olahraga dalam kampus. Saat ini
dilakukan pula upaya untuk melengkapi sarana laboratorium yang ada di semua
fakultas.
Universitas
Trunojoyo Madura dibangun di atas lahan seluas 30 hektar, yang terletak 5
kilometer dari pelabuhan Kamal dan sekitar 15 kilometer dari Kota Bangkalan.
Pengembangan kampus di masa yang akan datang diarahkan menjadi lingkungan yang
nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Pohon-pohon direncanakan akan lebih
banyak ditanam untuk meghilangkan kesan kekeringan dan kegersangan pulau
Madura. Selain itu, lokasi Universitas Trunojoyo Madura akan berada dalam
lingkungan pusat pengembangan Bangkalan sebagai perluasan kota Surabaya dalam
satuan wilayah pengembangan Gerbang kertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).
Pembangunan
Universitas ini semakin lama semakin maju sudah mulai ad ataman kampus yang
terletak didepan gedung rector. Ada air mancur juga di dalam taman, ada juga
asrama disediakan untuk para mahasiswa dan mahasiswi yang memperoleh beasiswa
dan rumahnya yang jauh. Ada juga beberapa gedung untuk menjadi kelas dari
beberapa jurusan. Dan masih banyak lagi fasilitas yang disediakan oleh Universitas
Trunojoyo Madura, yakin deh kalau kalian disini pasti bisa merasakan segarnya
suasana Pulau Madura. Yang kuliah disini juga mahasiswanya ada yang dari luar
kota luar pulau, ada juga yang dari Papua dll.
Suatu saat
kalian mampirlah ke Madura, Madura tidak seperti apa yang kalian dengar dari
orang-orang yang menjelek-jelekkan pulau ini. datanglah dan rasakan sensasinya
friend…. Terima kasih telah membaca article ini, selanjutnya bersambung di trip
2 keliling Madura punya cerita “Sisi Lain Madura”. Kamsia friends.
Daftar
Pustaka
Universitas Trunojoyo Madura
Bukit Jaddih Madura “Bukit Kapur”
Komentar
Posting Komentar