"Banyak Teman Banyak Rezeki"
Banyak Teman Banyak Rezeki
Suatu malam yang sunyi aku
sedang merenung sendiri di kamarnya. aku sedang merenungi kenapa tidak selalu beruntung dalam masalah percintaan dengan
seorang wanita. Kenalkan namaku adalah budi. aku adalah seorang anak yang rajin
walaupun tidak pintar dalam pelajarannya. Saat ini aku duduk dikelas 1 SMA Negeri di Surabaya. aku seorang pemalu.
Kulitnya agak sawo mateng dan rambutnya yang kribo. aku mempunyai 3 orang sahabat
yang setia selalu bersamanya kemanapun aku mau pergi. Mereka bernama Rudi dan
Heri. Si Heri orang yang pendiam. Sedangkan si Rudi adalah orang yang paling
lucu dan kocak dia selalu menghibur kita. Kita berteman sejak duduk di bangku
sekolah SMP. Kami selalu melewati suka dan duka bersama.
Pagi ini aku bersiap-siap
untuk pergi ke sekolah. Seblm brangkat ke sekolah aq sarapan
terlebih dahulu yg sudh dipersiapkan oleh ibuku tercinta . Ayahku adalah seorang
tukang potong rambut dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Aku merasa
sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka yg senantiasa menyayangiku
dan mencintaiku. Lalu setelah itu aq akan berangkat ke sekolah. "abi umi aku
mau berangkat sekolah dulu ya?." Kataku dengan menggendong tas. "iya
nak hati2 di jalan ya jangan lupa baca basmalah sebelum keluar dari rumah dan
setiap saat kamu harus membaca doa ya nak supaya selalu diberkahi Allah
S.W.T." Kata umiku yg sedang sarapan di meja makan. " selalu semangat
belajarnya ya dan jangan nakal-nakal ya di sekolah" sambung abiku.
Pada pukul 6.00 wib aq berangkat ke sekolah. Aku berjalan menuju
halte yg tak jauh dari rumahku sekitar 800 meter utk menuju ke halte tersebut
menunggu bus sekolah menjemputku dan siswa lainnya yg akan berangkat sekolah.
Bis sekolahku sudah sampai di halte setelah 10 menit aku menunggu lalu aku
menaiki bus tersebut. Aku naik ke dalam bus dengan siswa lain yang mengantri dibelakangku. "Ini
adalah momen yang aku tunggu-tunggu setelah liburan semester pertama, aku rindu
teman2 ku di kelas" ucap hatiku. Setelah 15 menit busku menyusuri jalanan
surabaya yang macetnya bikin kepala pusing dan bau polutan yang aku hirup sangat
buruk. Sampailah di sekolahku. Aku lalu masuk ke sekolah dengan baju rapi dan
sepatu hitam yg mengkilap tambah tas gendongku yg baru dibelikan abi berwarna
hitam yang sangat manis sekali. Aku berjalan memasuki kelasku ialah IPS 5
jurusan sosial yah kerenlah kalau gak keren aku gak akan masuk IPS 5, disana
teman-temanku banyak yg berani bertanya kepada guru sampai-sampai guru-guru
males mengajar kelasku ini. Karena kenapa? Banyak dari teman kelasku yg cerewet
ngomong sendiri tidak mendengarkan pelajaran dari guru. Akhirnya kelasku dicap
sebagai kelas teramai dan tidak bisa diatur. Terutama untuk siswa lakinya
sangat sulit untuk diatur oleh guru. Sialnya aku menjabat sebagai ketua kelas
di dalam kelas tersebut. Aku bertemu dengan teman-temanku di dalam kelas lalu
mengobrol saling bertanya liburan dimana dan apa saja aktivitas selama liburan.
" halo bro.. Apa kabar ? Gmn liburanmu? Kemarin? ". Tanyaku dengan tersenyum kecil. " baik bro. Aku liburan ke kota".
Jawab temanku si Heri dengan tertawa akrab. " minggu kemarin aku bantu
bantu ibu di rumah masak hahahah. Kan aku hobinya masak suatu saat aku akan
menjadi koki terkenal suatu hari nanti". Jawab si Rudi dg senyuman kecil
yg begitu riang. Ya begitulah teman-temanku yg selalu ada disaat aku
membutuhkan suatu teman tapi mereka sudah aku anggap sebagai seorang sahabat.
Mereka berteman denganku sudah 4 tahun lamanya. kita sebagai teman saling
mengisi ketika ada salah satu dilanda kesedihan dari salah satu teman kami dan
kami menghibur dengan cara cara anak-anak. Kecil yg gak jelas. Kami berteman
sudah dibilang sangat lama. 3 tahun kemudian menjelang kelulusan kami kami
sambut moment itu dengan ketegangan dan mengharukan kami saling mendoakan satu
sama lainnya supaya semuanya lulus semua dan mendapat nilai yang memuaskan.
Akhirnya tiba juga waktunya guru-guru mulai mengambil mix untuk mengumumkan
nilai terbaik dan kabar kelulusan siswa. " Alhamdulillah ujian sudah
berakhir tinggal menunggu kelulusan kalian semua. Ini adalah hasil kelulusan yang
sedang dipegang bapak. Saya bacakan ya anak-anak tolong jangan ramai ya ketika
bapak baca." Kata bapak guru yang sedang memegang surat kelulusan siswa.
" iya pak" Jawab siswa-siswa yang sedang menunggu pengumuman yang
penuh dengan penasaran. " siswa siswi pada tahun ajaran ini sebelum
membuka surat ini tolong baca basmalah terlebih dahulu. Bismillahhirrahmannirrahim.
Saya nyatakan siswa siswi SMA lulus 100% alhamdulillah" ucap bapak guru dengan
bangganya terhadap anak didiknya. " alhamdulillah" siswa siswi
menjawab dengan penuh kepuasan dan keharuan. Kami bertiga mempunyai mimpi
masing yang akan kami capai nantinya. Kami sangat bersemangat tapi kami juga
merasakan kesedihan yang mendalam. Karena kami tidak akan bisa berkumpul
bersama lagi seperti sewaktu sekolah. Lalu kami berjanji akan selalu meluangkan
waktu untuk kita bersama yang penting jangan sampai putus tali persahabatan
kita.
10 tahun kemudian kami lama tak saling jumpa. Sahabatku mengejar impiannya
masing masing. kita bertiga telah melupakan janji kita yg dulu. Tetapi aku masih
ingat dengan mereka semua. Alhamdulillah aku punya usaha ikan lele tetapi
temanku si rudi bekerja di pabrik tetapi dia sudah kena PHK kasihan sekali
sahabatku lagi menganggur. Lalu aku punya inisiatif untuk mengadakan reunian
kelas. Reunian pun telah tiba. Kami berkumpul berempat di cafe. Beberapa kali
aku membuat janji pertemuan tetapi tidak pernah berhasil. Ini adalah waktu kami
mengulang kebahagiaan semasa sekolah.akhirnya kamipun berkumpul bersama-sama
lagi. Kami mengobrol tentang kabar,
keaadan , dan kerja. Lalu tiba-tiba Aku
bertemu dengan heri dan kami mulai mengobrol. Hi her! Apa kabar? Kamu
darimana aja aku hubungi koq gak pernah nyambung ke HPmu. Apa no.mu ganti ya?”.
Tanyaku dengan memegang pundaknya dan sambil tertawa. “ hei… Bud.. aku baik.
Kamu gimana kabarnya? Aku rindu kita bisa bersama lagi. Mana si Rudi? Kok gak
keliatan? Nomer hpku ganti Bud maaf ya aku gak ngasih kabar ke kamu bro? ohh
iya mana si Rudi?”. Jawabnya dengan tertawa padaku dan memelukku. “ ohh sama
baiknya. Oh gitu toh aku kira kamu sudah lupa dengan kita? Iya bentar lagi
datang kok anaknya. Tadi sudah janjian sama aku koq. Kamu sekarang kerja dimana
her?”. Ucapku dengan menatap sinis padanya.
Tiba-tiba Rudi memanggil kami lalu dia menghampiri kami. Kami begitu terkejut
melihatnya lalu kamipun memeluknya. Persahabatan kita sangat erat dan
menyenangkan. “ halo Rud kamu apa kabar? Gimana dengan kerjamu?”. Tanya Heri
kepada Rudi dengan tersenyum. “ iya baik kabarku. Kalau untuk kerjaanku lagi
gak baik. Aku sekarang lagi nganggur Her.” Jawab Rudi dengan menundukkan
kepalanya. “ oh aku minta maaf ya Rud, bukan aku menyinggungmu. Kita lama tak
bersama seperti ini lagi ya?”. Ucap Heri dengan tersenyum kepada kami. “ kalau
kamu gimana bud gimana kerjaanmu?” sambung Heri dengan menatap padaku dengan
senyuman. “ kalau aku sih masih sibuk dengan ternak leleku. Aku mau
mengembangkan usahaku lagi.” Jawabku dengan tersenyum. “ bagaimana dengan
kerjamu Her?”. Sambungku dengan membalas senyumannya. “ aku meneruskan
perusahaan elektronik ayahku Bud. Alhamdulillah lancarlah. Sebentar lagi aku
akan bertunangan dengan wanita pujaanku ketika kita masih bersekolah. aku juga
mau melanjutkan sekolah lagi Bud.” Ucap si Heri dengan tersenyum padaku. “
widih keren tuh. Banyak ya rencanamu. Padahal kamu kan sudah sukses bro. tapi
masih ingin sekolah lagi. Keren keren bro. Tapi begini bro kita mempunyai
sahabat yang lagi butuh banget pekerjaan. Mungkin kamu bisa bantu dia bisa
bekerja di perusahaanmu?”. Ucapku dengan menatap serius pada Heri. “ hemm…..
tapi nanti aku tanyakan dulu ke sekretarisku ya, apa masih ada bagian yang
kosong buat Rudi. Sabar dulu ya Rud?”. Jawabnya padaku dan lalu menatap Rudi
dan memegang pundaknya. “ yang penting kita tetap ingat pada perjanjian
persahabatan kita sewaktu di sekolah. Persahabatan kita jangan sampai hilang
dimakan waktu, umur kita dan semuanya yang bisa membuat putus tali persahabatan
kita.” Ucapku dengan menatap sahabat-sahabatku yang sedang membalas tatapanku.
“ iya kita akan selalu menjaga tali persahabatan ini sampai selamanya.” Ucap
Rudi yang sangat bersemangat dan tersenyum kepada kami. “ siap kita akan selalu
menjaga persahabatan ini dengan baik dan selamanya. Walaupun apapun yang
terjadi kita saling membantu lebih erat persahabatan ini.” Jawab Heri dengan
tersenyum dan lalu kamipun berpelukan bersama seperti sewaktu masih bersekolah.
lalu kamipun menikmati acara reuni yang sedang diisi dengan penampilan music
dan kesenian lainnya. Malampun berlarut tak terasa acaranya telah selesai.
Teman-teman yang lain mulai bubar satu per satu. Kami akan pulang bersama
menggunakan mobilnya Heri. Dia memang orang paling beruntung dari kita bertiga.
Tapi dia selalu suka berteman dengan kami walaupun kami bukan orang kalangan
elite yang kaya raya. Karena adanya persahabatan inilah kita disatukan tak
memandang status sosial. Kita dulu juga sering tolong-menolong kepada
sahabat-sahabat kami dan juga teman yang diluar sana. Kita selalu bersama saling
menasehati memberikan saran jika salah satu dari kita membuat kesalahan dan
kami berikan nasehat jika salah satu dari kita memiliki kesalahan. Kamipun
mulai diantar kerumah masing-masing oleh Heri.
1 minggu kami
tidak pernah saling berhubungan lagi. Aku pikir kita saling sibuk akupun juga
begitu mengurus panen leleku yang mendadak surut pasarannya. Aku mulai mencari
cara lain. Keuanganku semakin menipis semalam aku tak tidur untuk mencari
pasaran-pasaran yang bisa dimasuki oleh pasokan leleku. Aku sudah promosi
kemana-mana terutama di dunia online tapi masih tidak ada respon sudah 2 minggu
ini usaha leleku semakin surut pasarannya karena leleku yang kecil-kecil dan
tidak begitu gemuk. Aku mempunyai ibu yang sedang sakit-sakitan, aku bingung
aku harus kemana lagi. Aku ingin membawa ibu ke rumah sakit sudah 6 tahun ibu
menderita sakit asma. Aku sekarang berumur 27 tahun dan akupun belum menikah.
Aku tetap fokus sama nasib karirku. Waktu menjelang malam aku akan berniat
sholat malam. Aku lupa ketika aku punya usaha aku lupa pada Tuhanku yang
menciptakanku. Aku terlalu sibuk dengan hal duniawi. Akupun sholat malam aku
berdoa menangis padaNya habis-habisan aku mohon maaf padaNya atas selama ini
karena melupakanNya.
Esok haripun tiba aku menuju ke tambak leleku. Aku hanya termenung
sendiri di gardu bambu di tengah tambak leleku. Lalu terdengar suara panggilan
dari arah rumahku. “ Bud… Bud… kamu dimana? “. Panggilnya dengan nada keras
atau berteriak-teriak. “ hei Rud… aku ada disini di gardu lele. Kamu kesini?”
jawabku dengan melambaikan tanganku dan berteriak kepadanya. Diapun menuju
gardu tempat aku sedang duduk santai lalu aku tunggu dia disini. Diapun tiba di
gardu. “ ada apa Rud? Kok kayak dikejar setan aja? Ni minum dulu.” Tanyaku
dengan memberinya dia segelas teh. “ begini Bud aku boleh minta tolong. Aku
butuh sekali kerjaan. Aku ikut kamu gak apa. Ngurusin tambak lelemu gak apa Bud
yang penting aku bisa kerja. Aku punya utang uang kontrakan aku sama kedua
orang tuaku lagi usaha cari uang cari kerja sampingan. Tapi kan ibuku lagi
sakit jadi dia ada di rumah saja Bud. Aku mau bantu keluargaku Bud. Aku gak mau
nganggur terus. Aku cari kerja dimana-mana gak pernah keterima malah suruh
nunggu-nunggu sampai lama sekali.” Jelasnya dengan memohon padaku dengan raut
muka sangat kesusahan. “ gini loh Rud aku juga sekarang lagi krisis keuangan.
Jadi aku sekarang lagi bingung tentang keuangan. Karyawanku juga sudah aku
kasih pesangon. Aku sudah gak punya uang lagi. Bukannya aku gak mau kasih kamu
kerja tapi kondisiku begini. Pasaran lele sudah mulai surut di desa sini. Aku
harus gimana lagi?”. Ujarku dengan nada lemas dan menundukkan memandang ke
tambak lele yang ada di sampingku. “ yaa bagaimana lagi…. Bagaimana lagi aku
cari kerja dimana lagi Bud. Aku bingung dengan kehidupan ini hidup ini begitu
rumit.” Ucapnya padaku dengan meratap kesedihan dalam wajahnya. “ bagaimana
kalau kita minta bantu ke Heri kan dia orang sukses tuh, kan dia juga sahabat
karib kita. kenapa kita gak minta bantuannya?”. Sambungnya dengan tersenyum
padaku. “ hei… hei kita gak boleh merepotkan dia. Walaupun dia adalah sahabat
karib kita. Kita harus tau batasannya Rud jangan membebani dia karena kita tak
punya uang. Kita harus menunjukkan kepada dia kalau kita bisa menjadi orang
seperti dia nantinya. Begini saja daripada ngomongnya semakin ngelantur kita
lebih baik buat inovasi dari sisa leleku saja. Apa kita buat makanan yang awet
atau apalah itu yang penting menghasilkan Rud. Gimana Rud?” ucapku dengan
memegang pundaknya dan tersenyum padanya dan meyakinkan kepadanya. “ Ok.. siapa
takut Bud? Aku tau masak lele terenak. Aku kan dulu sempat kerja di restaurant
masakan Indonesia tapi jadi tukang cuci piringnya. Heheheh. Tapi aku sering
melihat kokinya yang masak akupun minta resepnya dan mulai belajar dan
mencobanya. Lalu aku mendekati tukang masaknya. Akupun sempat belajar
dirumahnya tentang masakan Indonesia terutama ikan lele itu aku pernah
memasaknya dengan sangat enak sekali bro. kita siap menghadapi tantangan ini.
Kita harus maju kita harus bangkit Tuhan itu adil siapa yang bekerja keras dia
pasti bisa.” Jawabnya dengan meyakinkanku dan membalas senyumanku dan lalu
memegang pundakku. “ wih keren pengalamanmu. Kamu koq gak sekolah masak aja
Rud?” tanyaku dengan tersenyum padanya. “ kan biaya hidup orang tuaku terbatas
Bud. Aku gak bisa melanjutkan sekolah lagi. Ya mau gak mau aku harus kerja
siang malam walaupun akhirnya aku di PHK hehehe…” jawabnya dengan tertawa dan
menatap mataku. “ siap kita akan membuat banyak macam-macam makanan dari seekor
lele. Kita mulai besok ya. Pagi kita ke pasar untuk belanja semua kebutuhan
memasak lele.” Ucapku sambil tersenyum
dengan sangat bersemangat. Tak terasa hari sudah mulai sore kami akhiri obrolan
Rudi pun mulai bergegas pulang menuju ke rumahnya begitu juga aku langsung
kembali ke rumah setelah leleku sudah aku kasih makan. Setelah aku sampai rumah
aku menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu aku menunaikan sholat
ashar di kamar kecilku. Setelah aku sholat aku ke kamar ibu untuk menyuapi
ibuku dengan bubur dia sedang terbaring sakit di tempat tidurnya. “ bu makan
yang banyak ya.. biar ibu bisa sehat lagi seperti dulu. Ayo semangat bu. nanti
kalau Budi ada uang ibu akan aku antar ke rumah sakit.” Ucapku dengan senyuman
menata matanya yang sedang menyuapinya. “ iya nak makasih. Tapi ibu sudah tidak
laper lagi. Sudah cukup nak. Ibu mau minum. Mana minumnya?”. Jawab ibu dengan
menahan sakit tubuhnya yang sedang lemas. “ ini bu minumnya. Pelan-pelan bu.”
ucapku dengan mengambilkan dan memberikan sebuah gelas. “ bu aku boleh ngobrol
bentar ya?”. Tanyaku kepada ibuku yang menatap mataku. “ mau ngomong apa nak?”.
Jawa ibu dengan nada lemas. “ aku mau minta ijin ya bu. aku mau buat masakan
dari lele. Aku mohon doanya ya bu. semoga aku tidak salah melangkah. Aku gak
bisa gini terus bu aku mau buat masakan lele
soalnya kalau mentahannya pasarannya sudah mulai surut bu. aku minta
doanya ya bu. semoga Tuhan memberikan rezeki di dalam pilihanku ini.” Ungkapku
dengan menatap serius kepadanya dengan memegang tangannya. “ apa kamu sudah
yakin mau melakukan pilihan itu nak? Kalau kamu ragu lebih baik jangan
dilakukan kalau kamu sudah yakin bisa lakukan saja nak. Semua tergantung dari
kamu nak. Ibu hanya bisa mendukungmu dengan doa ibu. Ibu selalu mendukung dan
mendoakanmu apapun jalanmu yang akan dituju.” Jawab ibu dengan menatap dan
mengelus kepalaku. “ Inshaa Allah aku sudah memutuskan untuk melakukan hal itu
bu. makasih atas doanya bu.” jawabku dengan memijati tangannya.
Esok pagipun tiba aku bersiap-siap membawa tas belanja. Rudi
sedang menunggu di ruang tamuku. Lalu kami berang bersama-sama ke pasar.
Kamipun berbelanja d bahan-bahan masakan lele. 1 jam kami telah keliling pasar
untuk belanja bahan-bahannya. Kamipun pulang menuju ke rumah untuk mulai memasak lele untuk penyetan atau
makanan-makanan lainnya. 3 hari kami bereksperimen atau mencoba-coba membuat
hidangan dari seekor lele akhirnya kamipun mulai membuka warung lesehan di
taman yang tak jauh dari rumahku. Kami memberanikan diri langsung membuka
warung makan lele penyetan dan aneka lainnya yang berkaitan dengan ikan lele. 1
bulan warung lesehan kami ramai. Tetapi setelah itu warung kami mulai sepi lalu
ada pelanggan yang datang memesan penyetan lele. Dia seorang lelaki yang tak
terlalu tua memakai pakaian yang begitu rapi. “ mas pesan penyetan lelenya 2
porsi dan es teh jumbo ya?”. Pesannya kepada kami. Kamipun langsung menggoreng
lele dan aku berinisiatif untuk memberikan 3 ekor lele untuk bonusnya.
Selesainya di masak aku langsung antar kepada pelanggan kami. Setelah iut dia
terkejut melihat hidangan masakan lele. “ loh mas… saya kan mesen 2 ekor lele
kok malah dikasih 3 ekor?”. Ujarnya kepadaku sambil terkejut dan menatap
hidangannya. “ gak pak 1 ekornya buat bonus karena masih belum ada pelanggan
yang mau datang kesini sampai malam ini juga. Baru bapak saja yang mau datang
ke warung kami.” Jawabku dengan menatap mata beliau dengan tersenyum. “ ohhh…
baik-baik kalau gitu makasih mas. Saya juga ini lagi laper. Saya juga lagi
bahagia karena proyek ekspor impor saya sedang ramai.” Ucapnya dengan tersenyum
dan menatap mataku. “ sini sini.. mas temani saya makan mas, saya ingin
mengobrol dengan anda mas. Ayo mas makan juga?”. Ajaknya kepadaku dengan
tersenyum padaku.” Baik-baik pak. Tapi saya sudah makan tadi pak makasih.”
Jawabku sambil duduk di sampingnya. “ gini loh mas. Kalau warung anda mau ramai
coba buat inovasi-inovasi lagi harus beda lagi daripada yang lainnya. Contohnya
buat makanan-makan yang ringan atau keringan dan awet biar bisa masuk
market-market modern. Gimana kalau menurut mas?”. Jelasnya dengan memberikan
saran-saran sambil makan hidangannya. “ oh iya bagus idenya. Mungkin aku akan
membuat kerupuk atau keripik dari lele yang super enak”. Jawabku dengan
tersenyum padanya. “ ok… sudah mulai muncul idenya ya? Nanti saya bantu untuk
pemasarannya mas kalau bisa sampai ke mancanegara produk mas. Yang penting mas
bisa membuat yang enak dan banyak.” Ucapnya dengan menatap serius dan
meyakinkan. “ oh iya pak kenalkan nama saya Budi dan itu teman saya Rudi. Kalau
nama bapak sendiri?”. Tanyaku dengan bersalaman kepadanya. “ nama saya pak Roy.
Nanti kalau sudah siap semua produksinya kamu hubungi saya saja ini kartu nama
saya.” Jawabnya dengan mengambil sebuah kartu nama dan membalas salamanku. “
baik pak terima kasih atas bantuannya pak.” Ucapku dengan tersenyum. “ yasudah
saya balik dulu, lain waktu kita bisa bertemu lagi mas?”. Tanyanya dengan
tersenyum sambil membawa tas kecil. “ iya baik pak. Terima kasih pak.” Jawabku
dengan tersenyum. Lalu Rudi bertanya padaku “ Bud ngobrolin apa kamu tadi sama
orang tua tadi?”. Tanyanya dengan penuh penasaran. “ nggak dia kasih saran kita
supaya jualan kita biar lebih maju. Biar masakan lele bisa masuk market-market
modern tuh Rud. Nanti dia bantu untuk pemasaran produk makanan kita Rud. Aku
ada ide kalau kita buat makanan ringan kayak krupuk atau kripik lele mungkin
itu bisa jadi langkah pertama kita untuk mempromosikan produk makanan kita.
Gimana menurutmu Rud?”. Jelasku kepada Rudi sambil menatap matanya. “ ya sip
itu. Kita lakukan besok saja. Kita mulai coba-coba saja. Nanti aku cari
resepnya di internet cara membuat krupuk.” Jawab Rudi dengan tersenyum padaku.
“ kamu memang cerdas Bud. Aku gak nyangka kamu punya ide sebagus itu. Allah
selalu membantu kita ya.” Sambung Rudi dengan memegang pundakku penuh canda
tawa. “ Alhamdulillah Allah masih sayang kepada kita. Ya makanya kita harus
banyak-banyak bersyukur sama nikmatNya.” Jawabku dengan tersenyum padanya. lalu
kamipun mulai tutup dan pulang ke rumah.
2 hari kemudian Rudi menuju kerumahku dan lalu memanggilku. Dia
telah mendapatkan resep cara membuat krupuk. Lalu kamipun langsung bergegas
menuju pasar untuk belanja bahan-bahannya. Setelah itu kami mulai mencoba-coba
resep cara membuat krupuk lalu kami satukan dengan ikan lele yang sudah di olah.
Kami pun mencoba tak pernah berhasil rasanya masih berantakan. 2 minggu kami
telah mencoba-coba akhirnya kamipun berhasil membuat krupuk ikan lele. Kamipun
mencoba membuat bungkusan-bungkusan kecil lalu kami taruh di warung-warung. Selama
1 minggu produk makanan kami mulai disukai dan disenangi warga desaku dan
desanya Rudi. Kami sangat bahagia sekali bisa membuat krupuk kan lele yang
mulai banyak peminatnya. Akupun mencari kartu namaku yang ada di jaket ternyata
masih tersimpan rapi di kantong jaketku. Lalu aku mencoba menelfon pak Roy.
Akupun mengobrol dengannya. Akupun disuruh ke kantornya untuk menunjukkan
contoh makanannya. Akupun menuju ke kantornya. Aku menunggu 30 menit dengan
membawa kerdus krupuk ikan lele. Lalu pak Roy mulai datang dan memanggilku dan
lalu mengobrol denganku. “ siang pak Roy. Apa kabar?”. Ucapku dengan bersalaman
dan tersenyum. “ oh ya ya ya silahkan duduk mas. Baik kabar saya mas. Anda
bagaimana kabar baik kan?”. Jawab dan kembali bertanya sambil mempersilahkanku
duduk. “ iya baik pak. Ngomong-ngomong kantornya bapak besar juga ya..” tanyaku
dengan tersenyum melihat awan-awan ruangan kantornya. “hahahaha. Iya mas Budi
Alhamdulillah saya bisa berada di kantor ini. Ngomong-ngomong mana contoh
produk makanannya saya boleh liat dulu mas?”. Tanyanya dengan tertawa dan
menatap ramah padaku. “ oh iya iya.. ini pak produk makanan kami.” Jawabku
dengan memberikan dus yang berisi krupuk lele. “oh bagus… kayaknya lezat ni
krupuk boleh saya coba mas?”. Tanyanya dengan tersenyum sambil membuka plastic
yang berisi krupuk lele tersebut. “ iya..iya silahkan pak.” Jawabku dengan
sedikit cemas dengan menatapnya. “ wahhh enak sekali ini bisa di adu ni
jajanan. Saya buatkan laporan ke atasan saya dulu ya mas? Menurut saya ini bisa
sampai ke pasaran luar negeri dan dalam negeri. Ya sudah saya bawa dulu produk
makanannya ya. Nanti anda tunggu kabar dari saya dulu ya mas? Mas banyak-banyak
berdoa saja ya semoga di setujui sama bos saya?”. Ucap pak Roy dengan tersenyum
dan menatap padaku. Setelah itu aku langsung menuju pulang ke rumah. Rudi
sedang membersihkan rumahku dan dapurku dan juga membantu menjaga ibuku. Setibanya
aku di rumah aku langsung mengajak ngobrol Rudi yang sedang menyuapi ibuku
dengan bubur ayam. “ kita hanya tinggal tunggu kabar dari pak Roy saja Rud.
Kita juga banyak-banyak berdoa semoga produk makanan kita bisa di setujui sama
bosnya pak Roy.” Jelasku denga menatap mata Rudi sambil duduk di samping ibuku.
“ Alhamdulillah. Semoga Allah selalu membantu kita ya Bud?”. Jawabnya dengan
menatap senang. “ amin… yang penting kalian harus lebih keras lagi berdoa dan
berusahanya?”. Sambung ibuku yang sedang terbaring di tempat tidurnya. Setelah
itu kami tetap melanjutkan membuat krupuk ikan lele dan kalau hari menjelang
sore kami membuka warung lesehan makanan lele penyetan dan lainnya. 2 minggu
sudah berlalu kami menunggu ketidak pastian saja. Tapi kami tetap melanjutkan
jualan kami, walaupun nantinya produk makanan kami gagal kami tak akan menyesal
karena kami sudah bertawakal apa yang sudah digariskan Allah. Kami hanya bisa
berdoa dan berdoa.
3 minggu kemudian. hari sudah mulai gelap ternyata jam sudah
menunjukkan jam 12 malam kamipun bergegas pulang ke rumah untuk beristirahat.
Tak lama kemudian handphoneku berdering lalu kulihatnya ternyata ada satu pesan
di dalamnya. Lalu ku buka pesan itu “ mas selamat ya krupuk ikan lele anda di
setujui untuk disebarkan ke seluruh Pasar modern di Indonesia dan siap di
impor. Persiapkan krupuk lele anda 5000 kemasan yang baik dan bagus supaya
menarik pelanggan ya mas. Kami kasih waktu 2 bulan lagi untuk menyelesaikannya.
Harus tepat waktu ya mas. Terima kasih. Pak Roy.” Bunyi pesan tersebut. Lalu
akupun terkejut dan sangat tak menyangka lalu kutunjukkan kepada Rudi untuk
mebacanya lalu kamipun bersujud syukur karena krupuk lele kami telah berhasil
disetujui untuk dipasarkan ke seluruh Indonesia dan luar negeri. “
Alhamdulillah Allah memang adil. Semoga
ini langkah awal kita untuk menuju kesuksesan.” Ucap Rudi dengan menatap
bahagia dan memelukku. “ aku hanya bingung caranya membuat krupuk lele dengan
jumlah 5000 kemasan. Kita pasti membutuhkan tenaga lebih banyak Rud. Bagaimana
Rud?”. Tanyaku dengan diam dan menundukkan kepala. “ iya gimana caranya ya?”.
Jawabnya dengan pasrah dan menatapku. “ hemmm… hemmm… oh aku ada ide, gimana
kalau kita kerahkan warga disini untuk bergabung membantu usaha krupuk kita.
Kita sosialisasikan ke semua warga yang ada di desamu dan di desaku. Gimana?”.
Ucapku dengan tersenyum kecil. “ oh iya bagus-bagus tuh idenya. Nanti kita bagi untuk membuat krupuknya di
sini dan di desaku juga supaya nanti bisa jalan bersama produksinya.” Jawabnya
denga tertawa padaku dan lalu memegang pundakku. “ sip….sip…sip. kita pasti
bisa melakukannya dan bisa tepat waktu ya Rud ini tantangan untuk hidup kita
yang lebih baik.” Ucapku dengan raut wajah serius dan tersenyum kecil. Kamipun
mulai mensosisalisaikan kepada semua warga desa atas bantuan pak luran dan pak
RT. 3 hari kami sosialisasikan dengan meberikan praktik kepada warga warga.
Wargapun bersedia dia mulai mebantu kami dengan bantuan kompor-kompor warga dan
dana sumbangan dari warga. Tetapi dana sumbangan untuk membuat 5000 kemasan
krupuk lele dan krupuknya kurang memadai. aku dan Rudi mulai bingung bagaimana
cara mendapatkan asupan dana lagi. kami baru bisa memproduksi krupuk lele hanya
sampai 2500 biji kemasan krupuk lele. aku diskusikan di teras rumahku dengan
Rudi kami saling mengobrol berselang 20 menit ada mobil hitam menghampiri
rumahku lalu mobil itu menglakson untuk menyapa kami lalu turunlah dari mobil
hitam tersebut ternyata dia adalah Heri sahabat kita. “ tin…tin..tin. halo Budi
dan Rudi apa kabar? Lama tak jumpa. Aku rindu kalian sahabatku.” Ucapnya dengan
berlari menuju kami dan mulailah kami berpelukan. Dan lalu kami saling
mengobrol. “ baik her.. kamu gimana kabarnya?”. Jawabku dengan tersenyum
padanya. “ Alhamdulillah baik Bud. Kamu sekarang lagi sibuk ap?” jwabnya dengan
menatapku. “ gimana kerjamu Her? Kayaknya sibuk sekali sampai-sampai lama gak
main-main kesini?”. Sambung Rudi dengan tertawa. “ aku masih kerja sama sekolah
Rud. Oh kalian lagi sibuk apa?”. Jawab Rudi dengan tersenyum padaku. “ kami
sedang membuat usaha krupuk lele dan makanan hidangan dengan lele. kayak
penyetan gitu.” Jawabku dengan menatapnya. “ wih bagus..bagus..bagus. aku boleh
investasi gak? Heheheh mungkin kalian butuh bantuan dana gitu. Gak bermaksud
menyinggung ya aku hanya ingin membantu saja kalian kan semua adalah sahabatku
sejak sekolah.” Ucapnya dengan menatapku dengan tersenyum dan serius. “ gini loh… Her kami sedang kebingungan dengan
biaya. Krupuk lele kami kan sudah disetujui oleh temanku dia bekerja di ekspor
dan impor barang. Dia akan membantu kami jika kami mempunyai Produk makanan
kayak krupuk ikan lele ini. Lalu setelah itu kami mengajukan krupuk lele ini ke
kantornya Alhamdulillah 3 minggu kemudian produk kami di setujui oleh bosnya.
Kami disuruh membuat 5000 krupuk lele dalam kemasan. Kami baru bisa membuat
setengahnya. Kami kehabisan dana dan kami bingung ini dilanjutkan atau tidak?”.
Ucapku dengan jelas dan serius menatap matanya. “ ya sudah lanjutkan saja.
Nanti aku bantu masalah dana keuangan. Aku akan bantu kalian sampai tuntas.
Yang terpenting yang terbaik buat kalian aku akan selalu dukung semaksimal
mungkin. Ingat janji kita sewaktu di sekolah. Walaupun badai menghantam dan
angin topan menghancurkan persahabatan kita tetap erat dan terus tumbuh seperti
kuku di jari-jari kita yang selalu dan terus tumbuh dan tak pernah kadaluarsa
dan layu.” Ucapnya dengan serius lalu dia tertawa dan memegang pundakku. “
hahahahah kamu masih ingat janji kita dan kitapun masih ingat akan janji kita”
ucap Rudi dengan tersenyum. “ terima kasih banyak ya Bud. Kamu sudah membantu
permasalahan kami. Semoga Allah yang membalasnya.” Jawabku dengan menatap Heri
yang sedang tersenyum padaku. Lalu kekesokan harinya kami mulai berproses lagi
dengan warga desa. Tersisah 10 hari lagi kami masih menyelesaikan 4500 biji
krupuk lele dalam kemasan. 2 hari lagi sebelum di kirim ke kantornya pak Roy.
Akhirnya kami telah menyelesaikan lalu aku dan Rudi langsung mengirimkan semua
krupuk lele dalam kemasan tersebut dengan truck. Lalu aku berjanjian dengan pak
Roy lalu kami bergegas menuju ke kantor ekspor dan impornya lalu barang kami
dimasukkan ke peti kemas dan dikirim ke seluruh Indonesia dan luar negeri. “
terima kasih pak Roy.” Ucapku dengan bersalaman dengannya. “ sama-sama pak.”
Jawabnya dengan membalas bersalaman denganku.
1 bulan kemudian kami
mendapatkan info dari pak Roy kalau produk krupuk lele kami menembus target
pasaran. Kamipun mulai dikenal banyak orang lewat dari media social dan Koran.
Alhamdulillah kami sekarang mempunyai kehidupan yang lebih baik. Aku dan Rudi
mulai membuat UKM ( usaha kecil menengah) di desa-desa kami. Kami di undang ke
salah satu stasiun TV. Alhamdulillah kami telah menjalani cobaan satu per satu.
Kami jalani hari demi hari untuk mencapai impian kita bersama ini. Kami bisa
membuka lapangan kerja di desa kami untuk warga-warga yang sedang menganggur
dan kami telah membuka puluhan cabang di kota dan kami juga bisa mendirikan
cabang di eropa yang menjaga ialah orang Indonesia yang ada disana. Aku telah
membawa ibuku berobat ke rumah sakit ibu sekarang sudah lebih sehat dan bisa
beraktivitas kembali. Rudi sahabatku sudah mempunyai rumah untuk orang tuanya
dan dia memiliki restaurant sendiri untuk melanjutkan hobinya memasak. Dia
mempunyai ratusan pegawai dan puluhan koki. Dia juga mulai bisa belajar masak
lagi. akupun mengembangkan tambak leleku aku telah membeli tanah lagi untuk
menambah lele-leleku. Waktu berjalan dengan cepat aku dan Rudipun tanpa kita
sadari impian kita terwujud. Yang terpenting kami takkan pernah melupakan jasa
pak Roy dan sahabat kami Heri. Mereka mendukung penuh ide kami dan membantu
kami dari jurang pengangguran. Dan Alhamdulillah dan terus bersyukur atas semua
bantuhan dari Allah S.W.T. kami bisa seperti ini dan bisa mencapai impian kami
masing-masing.
Setiap cobaan atau masalah yang berat atau sebaliknya kita harus
berani menghadapinya. Jika kita hanya bisa lari dan terdiam kita tak tau hikmah
dibalik cobaan itu apa. Menguntungkan atau malah merugikan kita. Ketika tak
menghadapinya masalah itu hanya memperpanjang waktunya dan tak ada akhirnya.
Kamu harus berani menghadapi dan menjalani yang menguatkanmu hanya keyakinan
dari dirimu sendiri kalau kamu bisa mengatasinya dengan sangat baik. Allah
selalu memberikan jalan kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh. Hanya ada
satu nasehat untuk para pembaca “ hidup ini pilihan tentukan mulai dari
sekarang jika tidak pilihan itu yang menentukan hidup anda. Just do it”.
Komentar
Posting Komentar