"Banyak Teman Banyak Rezeki"

Banyak Teman Banyak Rezeki
Suatu malam yang sunyi aku sedang merenung sendiri di kamarnya. aku sedang merenungi kenapa tidak selalu  beruntung dalam masalah percintaan dengan seorang wanita. Kenalkan namaku adalah budi. aku adalah seorang anak yang rajin walaupun tidak pintar dalam pelajarannya. Saat ini aku duduk dikelas 1  SMA Negeri di Surabaya. aku seorang pemalu. Kulitnya agak sawo mateng dan rambutnya yang kribo. aku mempunyai 3 orang sahabat yang setia selalu bersamanya kemanapun aku mau pergi. Mereka bernama Rudi dan Heri. Si Heri orang yang pendiam. Sedangkan si Rudi adalah orang yang paling lucu dan kocak dia selalu menghibur kita. Kita berteman sejak duduk di bangku sekolah SMP. Kami selalu melewati suka dan duka bersama.
Pagi ini aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Seblm brangkat ke sekolah aq sarapan terlebih dahulu yg sudh dipersiapkan oleh ibuku tercinta . Ayahku adalah seorang tukang potong rambut dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Aku merasa sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka yg senantiasa menyayangiku dan mencintaiku. Lalu setelah itu aq akan berangkat ke sekolah. "abi umi aku mau berangkat sekolah dulu ya?." Kataku dengan menggendong tas. "iya nak hati2 di jalan ya jangan lupa baca basmalah sebelum keluar dari rumah dan setiap saat kamu harus membaca doa ya nak supaya selalu diberkahi Allah S.W.T." Kata umiku yg sedang sarapan di meja makan. " selalu semangat belajarnya ya dan jangan nakal-nakal ya di sekolah" sambung abiku.
Pada pukul 6.00 wib aq berangkat ke sekolah. Aku berjalan menuju halte yg tak jauh dari rumahku sekitar 800 meter utk menuju ke halte tersebut menunggu bus sekolah menjemputku dan siswa lainnya yg akan berangkat sekolah. Bis sekolahku sudah sampai di halte setelah 10 menit aku menunggu lalu aku menaiki bus tersebut. Aku naik ke dalam bus dengan siswa  lain yang mengantri dibelakangku. "Ini adalah momen yang aku tunggu-tunggu setelah liburan semester pertama, aku rindu teman2 ku di kelas" ucap hatiku. Setelah 15 menit busku menyusuri jalanan surabaya yang macetnya bikin kepala pusing dan bau polutan yang aku hirup sangat buruk. Sampailah di sekolahku. Aku lalu masuk ke sekolah dengan baju rapi dan sepatu hitam yg mengkilap tambah tas gendongku yg baru dibelikan abi berwarna hitam yang sangat manis sekali. Aku berjalan memasuki kelasku ialah IPS 5 jurusan sosial yah kerenlah kalau gak keren aku gak akan masuk IPS 5, disana teman-temanku banyak yg berani bertanya kepada guru sampai-sampai guru-guru males mengajar kelasku ini. Karena kenapa? Banyak dari teman kelasku yg cerewet ngomong sendiri tidak mendengarkan pelajaran dari guru. Akhirnya kelasku dicap sebagai kelas teramai dan tidak bisa diatur. Terutama untuk siswa lakinya sangat sulit untuk diatur oleh guru. Sialnya aku menjabat sebagai ketua kelas di dalam kelas tersebut. Aku bertemu dengan teman-temanku di dalam kelas lalu mengobrol saling bertanya liburan dimana dan apa saja aktivitas selama liburan. " halo bro.. Apa kabar ? Gmn liburanmu? Kemarin? ". Tanyaku  dengan tersenyum kecil.  " baik bro. Aku liburan ke kota". Jawab temanku si Heri dengan tertawa akrab. " minggu kemarin aku bantu bantu ibu di rumah masak hahahah. Kan aku hobinya masak suatu saat aku akan menjadi koki terkenal suatu hari nanti". Jawab si Rudi dg senyuman kecil yg begitu riang. Ya begitulah teman-temanku yg selalu ada disaat aku membutuhkan suatu teman tapi mereka sudah aku anggap sebagai seorang sahabat. Mereka berteman denganku sudah 4 tahun lamanya. kita sebagai teman saling mengisi ketika ada salah satu dilanda kesedihan dari salah satu teman kami dan kami menghibur dengan cara cara anak-anak. Kecil yg gak jelas. Kami berteman sudah dibilang sangat lama. 3 tahun kemudian menjelang kelulusan kami kami sambut moment itu dengan ketegangan dan mengharukan kami saling mendoakan satu sama lainnya supaya semuanya lulus semua dan mendapat nilai yang memuaskan. Akhirnya tiba juga waktunya guru-guru mulai mengambil mix untuk mengumumkan nilai terbaik dan kabar kelulusan siswa. " Alhamdulillah ujian sudah berakhir tinggal menunggu kelulusan kalian semua. Ini adalah hasil kelulusan yang sedang dipegang bapak. Saya bacakan ya anak-anak tolong jangan ramai ya ketika bapak baca." Kata bapak guru yang sedang memegang surat kelulusan siswa. " iya pak" Jawab siswa-siswa yang sedang menunggu pengumuman yang penuh dengan penasaran. " siswa siswi pada tahun ajaran ini sebelum membuka surat ini tolong baca basmalah terlebih dahulu. Bismillahhirrahmannirrahim. Saya nyatakan siswa siswi SMA lulus 100% alhamdulillah" ucap bapak guru dengan bangganya terhadap anak didiknya. " alhamdulillah" siswa siswi menjawab dengan penuh kepuasan dan keharuan. Kami bertiga mempunyai mimpi masing yang akan kami capai nantinya. Kami sangat bersemangat tapi kami juga merasakan kesedihan yang mendalam. Karena kami tidak akan bisa berkumpul bersama lagi seperti sewaktu sekolah. Lalu kami berjanji akan selalu meluangkan waktu untuk kita bersama yang penting jangan sampai putus tali persahabatan kita.

10 tahun kemudian kami lama tak saling jumpa. Sahabatku mengejar impiannya masing masing. kita bertiga telah melupakan janji kita yg dulu. Tetapi aku masih ingat dengan mereka semua. Alhamdulillah aku punya usaha ikan lele tetapi temanku si rudi bekerja di pabrik tetapi dia sudah kena PHK kasihan sekali sahabatku lagi menganggur. Lalu aku punya inisiatif untuk mengadakan reunian kelas. Reunian pun telah tiba. Kami berkumpul berempat di cafe. Beberapa kali aku membuat janji pertemuan tetapi tidak pernah berhasil. Ini adalah waktu kami mengulang kebahagiaan semasa sekolah.akhirnya kamipun berkumpul bersama-sama lagi.  Kami mengobrol tentang kabar, keaadan , dan kerja. Lalu tiba-tiba Aku  bertemu dengan heri dan kami mulai mengobrol. Hi her! Apa kabar? Kamu darimana aja aku hubungi koq gak pernah nyambung ke HPmu. Apa no.mu ganti ya?”. Tanyaku dengan memegang pundaknya dan sambil tertawa. “ hei… Bud.. aku baik. Kamu gimana kabarnya? Aku rindu kita bisa bersama lagi. Mana si Rudi? Kok gak keliatan? Nomer hpku ganti Bud maaf ya aku gak ngasih kabar ke kamu bro? ohh iya mana si Rudi?”. Jawabnya dengan tertawa padaku dan memelukku. “ ohh sama baiknya. Oh gitu toh aku kira kamu sudah lupa dengan kita? Iya bentar lagi datang kok anaknya. Tadi sudah janjian sama aku koq. Kamu sekarang kerja dimana her?”.  Ucapku dengan menatap sinis padanya. Tiba-tiba Rudi memanggil kami lalu dia menghampiri kami. Kami begitu terkejut melihatnya lalu kamipun memeluknya. Persahabatan kita sangat erat dan menyenangkan. “ halo Rud kamu apa kabar? Gimana dengan kerjamu?”. Tanya Heri kepada Rudi dengan tersenyum. “ iya baik kabarku. Kalau untuk kerjaanku lagi gak baik. Aku sekarang lagi nganggur Her.” Jawab Rudi dengan menundukkan kepalanya. “ oh aku minta maaf ya Rud, bukan aku menyinggungmu. Kita lama tak bersama seperti ini lagi ya?”. Ucap Heri dengan tersenyum kepada kami. “ kalau kamu gimana bud gimana kerjaanmu?” sambung Heri dengan menatap padaku dengan senyuman. “ kalau aku sih masih sibuk dengan ternak leleku. Aku mau mengembangkan usahaku lagi.” Jawabku dengan tersenyum. “ bagaimana dengan kerjamu Her?”. Sambungku dengan membalas senyumannya. “ aku meneruskan perusahaan elektronik ayahku Bud. Alhamdulillah lancarlah. Sebentar lagi aku akan bertunangan dengan wanita pujaanku ketika kita masih bersekolah. aku juga mau melanjutkan sekolah lagi Bud.” Ucap si Heri dengan tersenyum padaku. “ widih keren tuh. Banyak ya rencanamu. Padahal kamu kan sudah sukses bro. tapi masih ingin sekolah lagi. Keren keren bro. Tapi begini bro kita mempunyai sahabat yang lagi butuh banget pekerjaan. Mungkin kamu bisa bantu dia bisa bekerja di perusahaanmu?”. Ucapku dengan menatap serius pada Heri. “ hemm….. tapi nanti aku tanyakan dulu ke sekretarisku ya, apa masih ada bagian yang kosong buat Rudi. Sabar dulu ya Rud?”. Jawabnya padaku dan lalu menatap Rudi dan memegang pundaknya. “ yang penting kita tetap ingat pada perjanjian persahabatan kita sewaktu di sekolah. Persahabatan kita jangan sampai hilang dimakan waktu, umur kita dan semuanya yang bisa membuat putus tali persahabatan kita.” Ucapku dengan menatap sahabat-sahabatku yang sedang membalas tatapanku. “ iya kita akan selalu menjaga tali persahabatan ini sampai selamanya.” Ucap Rudi yang sangat bersemangat dan tersenyum kepada kami. “ siap kita akan selalu menjaga persahabatan ini dengan baik dan selamanya. Walaupun apapun yang terjadi kita saling membantu lebih erat persahabatan ini.” Jawab Heri dengan tersenyum dan lalu kamipun berpelukan bersama seperti sewaktu masih bersekolah. lalu kamipun menikmati acara reuni yang sedang diisi dengan penampilan music dan kesenian lainnya. Malampun berlarut tak terasa acaranya telah selesai. Teman-teman yang lain mulai bubar satu per satu. Kami akan pulang bersama menggunakan mobilnya Heri. Dia memang orang paling beruntung dari kita bertiga. Tapi dia selalu suka berteman dengan kami walaupun kami bukan orang kalangan elite yang kaya raya. Karena adanya persahabatan inilah kita disatukan tak memandang status sosial. Kita dulu juga sering tolong-menolong kepada sahabat-sahabat kami dan juga teman yang diluar sana. Kita selalu bersama saling menasehati memberikan saran jika salah satu dari kita membuat kesalahan dan kami berikan nasehat jika salah satu dari kita memiliki kesalahan. Kamipun mulai diantar kerumah masing-masing oleh Heri.
            1 minggu kami tidak pernah saling berhubungan lagi. Aku pikir kita saling sibuk akupun juga begitu mengurus panen leleku yang mendadak surut pasarannya. Aku mulai mencari cara lain. Keuanganku semakin menipis semalam aku tak tidur untuk mencari pasaran-pasaran yang bisa dimasuki oleh pasokan leleku. Aku sudah promosi kemana-mana terutama di dunia online tapi masih tidak ada respon sudah 2 minggu ini usaha leleku semakin surut pasarannya karena leleku yang kecil-kecil dan tidak begitu gemuk. Aku mempunyai ibu yang sedang sakit-sakitan, aku bingung aku harus kemana lagi. Aku ingin membawa ibu ke rumah sakit sudah 6 tahun ibu menderita sakit asma. Aku sekarang berumur 27 tahun dan akupun belum menikah. Aku tetap fokus sama nasib karirku. Waktu menjelang malam aku akan berniat sholat malam. Aku lupa ketika aku punya usaha aku lupa pada Tuhanku yang menciptakanku. Aku terlalu sibuk dengan hal duniawi. Akupun sholat malam aku berdoa menangis padaNya habis-habisan aku mohon maaf padaNya atas selama ini karena melupakanNya.
Esok haripun tiba aku menuju ke tambak leleku. Aku hanya termenung sendiri di gardu bambu di tengah tambak leleku. Lalu terdengar suara panggilan dari arah rumahku. “ Bud… Bud… kamu dimana? “. Panggilnya dengan nada keras atau berteriak-teriak. “ hei Rud… aku ada disini di gardu lele. Kamu kesini?” jawabku dengan melambaikan tanganku dan berteriak kepadanya. Diapun menuju gardu tempat aku sedang duduk santai lalu aku tunggu dia disini. Diapun tiba di gardu. “ ada apa Rud? Kok kayak dikejar setan aja? Ni minum dulu.” Tanyaku dengan memberinya dia segelas teh. “ begini Bud aku boleh minta tolong. Aku butuh sekali kerjaan. Aku ikut kamu gak apa. Ngurusin tambak lelemu gak apa Bud yang penting aku bisa kerja. Aku punya utang uang kontrakan aku sama kedua orang tuaku lagi usaha cari uang cari kerja sampingan. Tapi kan ibuku lagi sakit jadi dia ada di rumah saja Bud. Aku mau bantu keluargaku Bud. Aku gak mau nganggur terus. Aku cari kerja dimana-mana gak pernah keterima malah suruh nunggu-nunggu sampai lama sekali.” Jelasnya dengan memohon padaku dengan raut muka sangat kesusahan. “ gini loh Rud aku juga sekarang lagi krisis keuangan. Jadi aku sekarang lagi bingung tentang keuangan. Karyawanku juga sudah aku kasih pesangon. Aku sudah gak punya uang lagi. Bukannya aku gak mau kasih kamu kerja tapi kondisiku begini. Pasaran lele sudah mulai surut di desa sini. Aku harus gimana lagi?”. Ujarku dengan nada lemas dan menundukkan memandang ke tambak lele yang ada di sampingku. “ yaa bagaimana lagi…. Bagaimana lagi aku cari kerja dimana lagi Bud. Aku bingung dengan kehidupan ini hidup ini begitu rumit.” Ucapnya padaku dengan meratap kesedihan dalam wajahnya. “ bagaimana kalau kita minta bantu ke Heri kan dia orang sukses tuh, kan dia juga sahabat karib kita. kenapa kita gak minta bantuannya?”. Sambungnya dengan tersenyum padaku. “ hei… hei kita gak boleh merepotkan dia. Walaupun dia adalah sahabat karib kita. Kita harus tau batasannya Rud jangan membebani dia karena kita tak punya uang. Kita harus menunjukkan kepada dia kalau kita bisa menjadi orang seperti dia nantinya. Begini saja daripada ngomongnya semakin ngelantur kita lebih baik buat inovasi dari sisa leleku saja. Apa kita buat makanan yang awet atau apalah itu yang penting menghasilkan Rud. Gimana Rud?” ucapku dengan memegang pundaknya dan tersenyum padanya dan meyakinkan kepadanya. “ Ok.. siapa takut Bud? Aku tau masak lele terenak. Aku kan dulu sempat kerja di restaurant masakan Indonesia tapi jadi tukang cuci piringnya. Heheheh. Tapi aku sering melihat kokinya yang masak akupun minta resepnya dan mulai belajar dan mencobanya. Lalu aku mendekati tukang masaknya. Akupun sempat belajar dirumahnya tentang masakan Indonesia terutama ikan lele itu aku pernah memasaknya dengan sangat enak sekali bro. kita siap menghadapi tantangan ini. Kita harus maju kita harus bangkit Tuhan itu adil siapa yang bekerja keras dia pasti bisa.” Jawabnya dengan meyakinkanku dan membalas senyumanku dan lalu memegang pundakku. “ wih keren pengalamanmu. Kamu koq gak sekolah masak aja Rud?” tanyaku dengan tersenyum padanya. “ kan biaya hidup orang tuaku terbatas Bud. Aku gak bisa melanjutkan sekolah lagi. Ya mau gak mau aku harus kerja siang malam walaupun akhirnya aku di PHK hehehe…” jawabnya dengan tertawa dan menatap mataku. “ siap kita akan membuat banyak macam-macam makanan dari seekor lele. Kita mulai besok ya. Pagi kita ke pasar untuk belanja semua kebutuhan memasak lele.”  Ucapku sambil tersenyum dengan sangat bersemangat. Tak terasa hari sudah mulai sore kami akhiri obrolan Rudi pun mulai bergegas pulang menuju ke rumahnya begitu juga aku langsung kembali ke rumah setelah leleku sudah aku kasih makan. Setelah aku sampai rumah aku menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu aku menunaikan sholat ashar di kamar kecilku. Setelah aku sholat aku ke kamar ibu untuk menyuapi ibuku dengan bubur dia sedang terbaring sakit di tempat tidurnya. “ bu makan yang banyak ya.. biar ibu bisa sehat lagi seperti dulu. Ayo semangat bu. nanti kalau Budi ada uang ibu akan aku antar ke rumah sakit.” Ucapku dengan senyuman menata matanya yang sedang menyuapinya. “ iya nak makasih. Tapi ibu sudah tidak laper lagi. Sudah cukup nak. Ibu mau minum. Mana minumnya?”. Jawab ibu dengan menahan sakit tubuhnya yang sedang lemas. “ ini bu minumnya. Pelan-pelan bu.” ucapku dengan mengambilkan dan memberikan sebuah gelas. “ bu aku boleh ngobrol bentar ya?”. Tanyaku kepada ibuku yang menatap mataku. “ mau ngomong apa nak?”. Jawa ibu dengan nada lemas. “ aku mau minta ijin ya bu. aku mau buat masakan dari lele. Aku mohon doanya ya bu. semoga aku tidak salah melangkah. Aku gak bisa gini terus bu aku mau buat masakan lele  soalnya kalau mentahannya pasarannya sudah mulai surut bu. aku minta doanya ya bu. semoga Tuhan memberikan rezeki di dalam pilihanku ini.” Ungkapku dengan menatap serius kepadanya dengan memegang tangannya. “ apa kamu sudah yakin mau melakukan pilihan itu nak? Kalau kamu ragu lebih baik jangan dilakukan kalau kamu sudah yakin bisa lakukan saja nak. Semua tergantung dari kamu nak. Ibu hanya bisa mendukungmu dengan doa ibu. Ibu selalu mendukung dan mendoakanmu apapun jalanmu yang akan dituju.” Jawab ibu dengan menatap dan mengelus kepalaku. “ Inshaa Allah aku sudah memutuskan untuk melakukan hal itu bu. makasih atas doanya bu.” jawabku dengan memijati tangannya.
Esok pagipun tiba aku bersiap-siap membawa tas belanja. Rudi sedang menunggu di ruang tamuku. Lalu kami berang bersama-sama ke pasar. Kamipun berbelanja d bahan-bahan masakan lele. 1 jam kami telah keliling pasar untuk belanja bahan-bahannya. Kamipun pulang menuju ke rumah untuk mulai  memasak lele untuk penyetan atau makanan-makanan lainnya. 3 hari kami bereksperimen atau mencoba-coba membuat hidangan dari seekor lele akhirnya kamipun mulai membuka warung lesehan di taman yang tak jauh dari rumahku. Kami memberanikan diri langsung membuka warung makan lele penyetan dan aneka lainnya yang berkaitan dengan ikan lele. 1 bulan warung lesehan kami ramai. Tetapi setelah itu warung kami mulai sepi lalu ada pelanggan yang datang memesan penyetan lele. Dia seorang lelaki yang tak terlalu tua memakai pakaian yang begitu rapi. “ mas pesan penyetan lelenya 2 porsi dan es teh jumbo ya?”. Pesannya kepada kami. Kamipun langsung menggoreng lele dan aku berinisiatif untuk memberikan 3 ekor lele untuk bonusnya. Selesainya di masak aku langsung antar kepada pelanggan kami. Setelah iut dia terkejut melihat hidangan masakan lele. “ loh mas… saya kan mesen 2 ekor lele kok malah dikasih 3 ekor?”. Ujarnya kepadaku sambil terkejut dan menatap hidangannya. “ gak pak 1 ekornya buat bonus karena masih belum ada pelanggan yang mau datang kesini sampai malam ini juga. Baru bapak saja yang mau datang ke warung kami.” Jawabku dengan menatap mata beliau dengan tersenyum. “ ohhh… baik-baik kalau gitu makasih mas. Saya juga ini lagi laper. Saya juga lagi bahagia karena proyek ekspor impor saya sedang ramai.” Ucapnya dengan tersenyum dan menatap mataku. “ sini sini.. mas temani saya makan mas, saya ingin mengobrol dengan anda mas. Ayo mas makan juga?”. Ajaknya kepadaku dengan tersenyum padaku.” Baik-baik pak. Tapi saya sudah makan tadi pak makasih.” Jawabku sambil duduk di sampingnya. “ gini loh mas. Kalau warung anda mau ramai coba buat inovasi-inovasi lagi harus beda lagi daripada yang lainnya. Contohnya buat makanan-makan yang ringan atau keringan dan awet biar bisa masuk market-market modern. Gimana kalau menurut mas?”. Jelasnya dengan memberikan saran-saran sambil makan hidangannya. “ oh iya bagus idenya. Mungkin aku akan membuat kerupuk atau keripik dari lele yang super enak”. Jawabku dengan tersenyum padanya. “ ok… sudah mulai muncul idenya ya? Nanti saya bantu untuk pemasarannya mas kalau bisa sampai ke mancanegara produk mas. Yang penting mas bisa membuat yang enak dan banyak.” Ucapnya dengan menatap serius dan meyakinkan. “ oh iya pak kenalkan nama saya Budi dan itu teman saya Rudi. Kalau nama bapak sendiri?”. Tanyaku dengan bersalaman kepadanya. “ nama saya pak Roy. Nanti kalau sudah siap semua produksinya kamu hubungi saya saja ini kartu nama saya.” Jawabnya dengan mengambil sebuah kartu nama dan membalas salamanku. “ baik pak terima kasih atas bantuannya pak.” Ucapku dengan tersenyum. “ yasudah saya balik dulu, lain waktu kita bisa bertemu lagi mas?”. Tanyanya dengan tersenyum sambil membawa tas kecil. “ iya baik pak. Terima kasih pak.” Jawabku dengan tersenyum. Lalu Rudi bertanya padaku “ Bud ngobrolin apa kamu tadi sama orang tua tadi?”. Tanyanya dengan penuh penasaran. “ nggak dia kasih saran kita supaya jualan kita biar lebih maju. Biar masakan lele bisa masuk market-market modern tuh Rud. Nanti dia bantu untuk pemasaran produk makanan kita Rud. Aku ada ide kalau kita buat makanan ringan kayak krupuk atau kripik lele mungkin itu bisa jadi langkah pertama kita untuk mempromosikan produk makanan kita. Gimana menurutmu Rud?”. Jelasku kepada Rudi sambil menatap matanya. “ ya sip itu. Kita lakukan besok saja. Kita mulai coba-coba saja. Nanti aku cari resepnya di internet cara membuat krupuk.” Jawab Rudi dengan tersenyum padaku. “ kamu memang cerdas Bud. Aku gak nyangka kamu punya ide sebagus itu. Allah selalu membantu kita ya.” Sambung Rudi dengan memegang pundakku penuh canda tawa. “ Alhamdulillah Allah masih sayang kepada kita. Ya makanya kita harus banyak-banyak bersyukur sama nikmatNya.” Jawabku dengan tersenyum padanya. lalu kamipun mulai tutup dan pulang ke rumah.
2 hari kemudian Rudi menuju kerumahku dan lalu memanggilku. Dia telah mendapatkan resep cara membuat krupuk. Lalu kamipun langsung bergegas menuju pasar untuk belanja bahan-bahannya. Setelah itu kami mulai mencoba-coba resep cara membuat krupuk lalu kami satukan dengan ikan lele yang sudah di olah. Kami pun mencoba tak pernah berhasil rasanya masih berantakan. 2 minggu kami telah mencoba-coba akhirnya kamipun berhasil membuat krupuk ikan lele. Kamipun mencoba membuat bungkusan-bungkusan kecil lalu kami taruh di warung-warung. Selama 1 minggu produk makanan kami mulai disukai dan disenangi warga desaku dan desanya Rudi. Kami sangat bahagia sekali bisa membuat krupuk kan lele yang mulai banyak peminatnya. Akupun mencari kartu namaku yang ada di jaket ternyata masih tersimpan rapi di kantong jaketku. Lalu aku mencoba menelfon pak Roy. Akupun mengobrol dengannya. Akupun disuruh ke kantornya untuk menunjukkan contoh makanannya. Akupun menuju ke kantornya. Aku menunggu 30 menit dengan membawa kerdus krupuk ikan lele. Lalu pak Roy mulai datang dan memanggilku dan lalu mengobrol denganku. “ siang pak Roy. Apa kabar?”. Ucapku dengan bersalaman dan tersenyum. “ oh ya ya ya silahkan duduk mas. Baik kabar saya mas. Anda bagaimana kabar baik kan?”. Jawab dan kembali bertanya sambil mempersilahkanku duduk. “ iya baik pak. Ngomong-ngomong kantornya bapak besar juga ya..” tanyaku dengan tersenyum melihat awan-awan ruangan kantornya. “hahahaha. Iya mas Budi Alhamdulillah saya bisa berada di kantor ini. Ngomong-ngomong mana contoh produk makanannya saya boleh liat dulu mas?”. Tanyanya dengan tertawa dan menatap ramah padaku. “ oh iya iya.. ini pak produk makanan kami.” Jawabku dengan memberikan dus yang berisi krupuk lele. “oh bagus… kayaknya lezat ni krupuk boleh saya coba mas?”. Tanyanya dengan tersenyum sambil membuka plastic yang berisi krupuk lele tersebut. “ iya..iya silahkan pak.” Jawabku dengan sedikit cemas dengan menatapnya. “ wahhh enak sekali ini bisa di adu ni jajanan. Saya buatkan laporan ke atasan saya dulu ya mas? Menurut saya ini bisa sampai ke pasaran luar negeri dan dalam negeri. Ya sudah saya bawa dulu produk makanannya ya. Nanti anda tunggu kabar dari saya dulu ya mas? Mas banyak-banyak berdoa saja ya semoga di setujui sama bos saya?”. Ucap pak Roy dengan tersenyum dan menatap padaku. Setelah itu aku langsung menuju pulang ke rumah. Rudi sedang membersihkan rumahku dan dapurku dan juga membantu menjaga ibuku. Setibanya aku di rumah aku langsung mengajak ngobrol Rudi yang sedang menyuapi ibuku dengan bubur ayam. “ kita hanya tinggal tunggu kabar dari pak Roy saja Rud. Kita juga banyak-banyak berdoa semoga produk makanan kita bisa di setujui sama bosnya pak Roy.” Jelasku denga menatap mata Rudi sambil duduk di samping ibuku. “ Alhamdulillah. Semoga Allah selalu membantu kita ya Bud?”. Jawabnya dengan menatap senang. “ amin… yang penting kalian harus lebih keras lagi berdoa dan berusahanya?”. Sambung ibuku yang sedang terbaring di tempat tidurnya. Setelah itu kami tetap melanjutkan membuat krupuk ikan lele dan kalau hari menjelang sore kami membuka warung lesehan makanan lele penyetan dan lainnya. 2 minggu sudah berlalu kami menunggu ketidak pastian saja. Tapi kami tetap melanjutkan jualan kami, walaupun nantinya produk makanan kami gagal kami tak akan menyesal karena kami sudah bertawakal apa yang sudah digariskan Allah. Kami hanya bisa berdoa dan berdoa.
3 minggu kemudian. hari sudah mulai gelap ternyata jam sudah menunjukkan jam 12 malam kamipun bergegas pulang ke rumah untuk beristirahat. Tak lama kemudian handphoneku berdering lalu kulihatnya ternyata ada satu pesan di dalamnya. Lalu ku buka pesan itu “ mas selamat ya krupuk ikan lele anda di setujui untuk disebarkan ke seluruh Pasar modern di Indonesia dan siap di impor. Persiapkan krupuk lele anda 5000 kemasan yang baik dan bagus supaya menarik pelanggan ya mas. Kami kasih waktu 2 bulan lagi untuk menyelesaikannya. Harus tepat waktu ya mas. Terima kasih. Pak Roy.” Bunyi pesan tersebut. Lalu akupun terkejut dan sangat tak menyangka lalu kutunjukkan kepada Rudi untuk mebacanya lalu kamipun bersujud syukur karena krupuk lele kami telah berhasil disetujui untuk dipasarkan ke seluruh Indonesia dan luar negeri. “ Alhamdulillah Allah memang adil.  Semoga ini langkah awal kita untuk menuju kesuksesan.” Ucap Rudi dengan menatap bahagia dan memelukku. “ aku hanya bingung caranya membuat krupuk lele dengan jumlah 5000 kemasan. Kita pasti membutuhkan tenaga lebih banyak Rud. Bagaimana Rud?”. Tanyaku dengan diam dan menundukkan kepala. “ iya gimana caranya ya?”. Jawabnya dengan pasrah dan menatapku. “ hemmm… hemmm… oh aku ada ide, gimana kalau kita kerahkan warga disini untuk bergabung membantu usaha krupuk kita. Kita sosialisasikan ke semua warga yang ada di desamu dan di desaku. Gimana?”. Ucapku dengan tersenyum kecil. “ oh iya bagus-bagus tuh idenya.  Nanti kita bagi untuk membuat krupuknya di sini dan di desaku juga supaya nanti bisa jalan bersama produksinya.” Jawabnya denga tertawa padaku dan lalu memegang pundakku. “ sip….sip…sip. kita pasti bisa melakukannya dan bisa tepat waktu ya Rud ini tantangan untuk hidup kita yang lebih baik.” Ucapku dengan raut wajah serius dan tersenyum kecil. Kamipun mulai mensosisalisaikan kepada semua warga desa atas bantuan pak luran dan pak RT. 3 hari kami sosialisasikan dengan meberikan praktik kepada warga warga. Wargapun bersedia dia mulai mebantu kami dengan bantuan kompor-kompor warga dan dana sumbangan dari warga. Tetapi dana sumbangan untuk membuat 5000 kemasan krupuk lele dan krupuknya kurang memadai. aku dan Rudi mulai bingung bagaimana cara mendapatkan asupan dana lagi. kami baru bisa memproduksi krupuk lele hanya sampai 2500 biji kemasan krupuk lele. aku diskusikan di teras rumahku dengan Rudi kami saling mengobrol berselang 20 menit ada mobil hitam menghampiri rumahku lalu mobil itu menglakson untuk menyapa kami lalu turunlah dari mobil hitam tersebut ternyata dia adalah Heri sahabat kita. “ tin…tin..tin. halo Budi dan Rudi apa kabar? Lama tak jumpa. Aku rindu kalian sahabatku.” Ucapnya dengan berlari menuju kami dan mulailah kami berpelukan. Dan lalu kami saling mengobrol. “ baik her.. kamu gimana kabarnya?”. Jawabku dengan tersenyum padanya. “ Alhamdulillah baik Bud. Kamu sekarang lagi sibuk ap?” jwabnya dengan menatapku. “ gimana kerjamu Her? Kayaknya sibuk sekali sampai-sampai lama gak main-main kesini?”. Sambung Rudi dengan tertawa. “ aku masih kerja sama sekolah Rud. Oh kalian lagi sibuk apa?”. Jawab Rudi dengan tersenyum padaku. “ kami sedang membuat usaha krupuk lele dan makanan hidangan dengan lele. kayak penyetan gitu.” Jawabku dengan menatapnya. “ wih bagus..bagus..bagus. aku boleh investasi gak? Heheheh mungkin kalian butuh bantuan dana gitu. Gak bermaksud menyinggung ya aku hanya ingin membantu saja kalian kan semua adalah sahabatku sejak sekolah.” Ucapnya dengan menatapku dengan tersenyum dan serius.  “ gini loh… Her kami sedang kebingungan dengan biaya. Krupuk lele kami kan sudah disetujui oleh temanku dia bekerja di ekspor dan impor barang. Dia akan membantu kami jika kami mempunyai Produk makanan kayak krupuk ikan lele ini. Lalu setelah itu kami mengajukan krupuk lele ini ke kantornya Alhamdulillah 3 minggu kemudian produk kami di setujui oleh bosnya. Kami disuruh membuat 5000 krupuk lele dalam kemasan. Kami baru bisa membuat setengahnya. Kami kehabisan dana dan kami bingung ini dilanjutkan atau tidak?”. Ucapku dengan jelas dan serius menatap matanya. “ ya sudah lanjutkan saja. Nanti aku bantu masalah dana keuangan. Aku akan bantu kalian sampai tuntas. Yang terpenting yang terbaik buat kalian aku akan selalu dukung semaksimal mungkin. Ingat janji kita sewaktu di sekolah. Walaupun badai menghantam dan angin topan menghancurkan persahabatan kita tetap erat dan terus tumbuh seperti kuku di jari-jari kita yang selalu dan terus tumbuh dan tak pernah kadaluarsa dan layu.” Ucapnya dengan serius lalu dia tertawa dan memegang pundakku. “ hahahahah kamu masih ingat janji kita dan kitapun masih ingat akan janji kita” ucap Rudi dengan tersenyum. “ terima kasih banyak ya Bud. Kamu sudah membantu permasalahan kami. Semoga Allah yang membalasnya.” Jawabku dengan menatap Heri yang sedang tersenyum padaku. Lalu kekesokan harinya kami mulai berproses lagi dengan warga desa. Tersisah 10 hari lagi kami masih menyelesaikan 4500 biji krupuk lele dalam kemasan. 2 hari lagi sebelum di kirim ke kantornya pak Roy. Akhirnya kami telah menyelesaikan lalu aku dan Rudi langsung mengirimkan semua krupuk lele dalam kemasan tersebut dengan truck. Lalu aku berjanjian dengan pak Roy lalu kami bergegas menuju ke kantor ekspor dan impornya lalu barang kami dimasukkan ke peti kemas dan dikirim ke seluruh Indonesia dan luar negeri. “ terima kasih pak Roy.” Ucapku dengan bersalaman dengannya. “ sama-sama pak.” Jawabnya dengan membalas bersalaman denganku.
 1 bulan kemudian kami mendapatkan info dari pak Roy kalau produk krupuk lele kami menembus target pasaran. Kamipun mulai dikenal banyak orang lewat dari media social dan Koran. Alhamdulillah kami sekarang mempunyai kehidupan yang lebih baik. Aku dan Rudi mulai membuat UKM ( usaha kecil menengah) di desa-desa kami. Kami di undang ke salah satu stasiun TV. Alhamdulillah kami telah menjalani cobaan satu per satu. Kami jalani hari demi hari untuk mencapai impian kita bersama ini. Kami bisa membuka lapangan kerja di desa kami untuk warga-warga yang sedang menganggur dan kami telah membuka puluhan cabang di kota dan kami juga bisa mendirikan cabang di eropa yang menjaga ialah orang Indonesia yang ada disana. Aku telah membawa ibuku berobat ke rumah sakit ibu sekarang sudah lebih sehat dan bisa beraktivitas kembali. Rudi sahabatku sudah mempunyai rumah untuk orang tuanya dan dia memiliki restaurant sendiri untuk melanjutkan hobinya memasak. Dia mempunyai ratusan pegawai dan puluhan koki. Dia juga mulai bisa belajar masak lagi. akupun mengembangkan tambak leleku aku telah membeli tanah lagi untuk menambah lele-leleku. Waktu berjalan dengan cepat aku dan Rudipun tanpa kita sadari impian kita terwujud. Yang terpenting kami takkan pernah melupakan jasa pak Roy dan sahabat kami Heri. Mereka mendukung penuh ide kami dan membantu kami dari jurang pengangguran. Dan Alhamdulillah dan terus bersyukur atas semua bantuhan dari Allah S.W.T. kami bisa seperti ini dan bisa mencapai impian kami masing-masing.

Setiap cobaan atau masalah yang berat atau sebaliknya kita harus berani menghadapinya. Jika kita hanya bisa lari dan terdiam kita tak tau hikmah dibalik cobaan itu apa. Menguntungkan atau malah merugikan kita. Ketika tak menghadapinya masalah itu hanya memperpanjang waktunya dan tak ada akhirnya. Kamu harus berani menghadapi dan menjalani yang menguatkanmu hanya keyakinan dari dirimu sendiri kalau kamu bisa mengatasinya dengan sangat baik. Allah selalu memberikan jalan kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh. Hanya ada satu nasehat untuk para pembaca “ hidup ini pilihan tentukan mulai dari sekarang jika tidak pilihan itu yang menentukan hidup anda. Just do it”.  

Komentar

Postingan Populer